Jakarta – Wabah virus corona memaksa NASA untuk menghentikan sementara pengembangan roket untuk misi ke Bulan. Administrator NASA Jim Bridenstine mengatakan proses produksi dan pengujian roket Space Lauch System (SLS) dan kapsul awak Orion dihentikan sementara.
Dikutip detikINET dari Space, Minggu (22/3/2020) penghentian sementara ini efektif mulai Jumat (20/3) sebagai respons terhadap penyebaran virus corona. NASA harus menaikkan level keamanan Michoud Assembly Facility di Louisiana dan Stennis Space Center di Mississippi menjadi Stage 4 karena pandemi COVID-19.
Stage 4 dari ‘response framework’ NASA merupakan level tertinggi dan paling ketat dari framework tersebut. Artinya semua fasilitas ditutup dan karyawan diwajibkan bekerja dari rumah kecuali yang bertugas untuk menjaga infrastruktur krusial.
Perubahan ini dibuat setelah seorang karyawan Stennis Space Center dikonfirmasi positif terinfeksi virus corona. Belum ada kasus positif di Michoud Assembly Facility, tapi jumlah kasus positif di lingkungan sekitarnya perlahan meningkat.
“Meskipun belum ada kasus yang dikonfirmasi di Michoud, fasilitas tersebut diubah statusnya ke Stage 4 karena jumlah kasus COVID-19 yang meningkat di area lokal, menurut panduan lokal dan federal,” kata Bridenstine dalam postingan blognya.
Core dari roket SLS dibangun di Michoud dan diuji coba di Stennis. Core SLS pertama baru saja dipindahkan dari Michoud ke Stennis untuk uji coba ‘green run’ yang menjadi batu loncatan pertama sebelum roket ini diterbangkan sebagai bagian dari misi Artemis 1.
Misi Artemis 2 akan menjadi penerbangan berawak pertama untuk roket SLS dan kapsul Orion yang akan mengantarkan astronaut mengelilingi Bulan. Misi Artemis 3 akan menjadi misi bersejarah yang mengantarkan dua astronaut mendarat di kutub selatan Bulan pada 2024 sesuai target Gedung Putih.
Dihentikannya pengembangan roket dan kapsul untuk sementara waktu tentu membuat proyek ini semakin molor. Awalnya roket SLS dijadwalkan melakukan penerbangan perdananya pada 2017, tapi kini paling cepat roket tersebut baru bisa mengudara pada 2021.
“Kami menyadari akan ada dampaknya terhadap misi NASA, tapi selagi tim kami bekerja untuk menganalisis secara keseluruhan dan mengurangi risiko kami memahami bahwa prioritas utama kami adalah kesehatan dan keselamatan tenaga kerja NASA,” kata Bridenstine.Budget proyek ini juga terus membengkak menjadi USD 18,3 miliar dan terus menjadi sorotan pemerintah AS. Bridenstine pun menyadari efek dari ditangguhkannya proyek ini terhadap misi NASA. (detik)