Mahasiswa Keluhkan Mahalnya Surat Keterangan Bebas Covid
DINAMIKASULTRA.COM, KENDARI-Kebijakan pemerintah yang memperbolehkan masyarakat berpergian dengan ketentuan, harus memiliki surat keterangan bebas Covid-19, menyisakan masalah bagi kalangan masyarakat tidak mampu, khsusnya bagi kalangan mahasiswa, yang sebelumnya tidak mudik karena mematuhi peraturan pemerintah.
Hal itu disampaikan La Ode Firman mahasiswa Teknologi Geofisika UHO mewakili teman-temannya, yang hendak mengurus Surat Keterangan Bebas Covid-19 di Rumah Sakit Aliyah, Senin (18/05/2020) sekitar pukul 11.00 , pihaknya mengaku kaget setelah mendengar biaya yang harus dibayarnya sebesar Rp 450 ribu/orang. Sementara sebelumnya untuk mendapatkan surat keterangan berbadan sehat hanya cukup membayar Rp 20 ribu.
Menurutnya, pihak rumah sakit dalam menetapkan tarif hanya mengejar profit atau keuntungan semata dengan memanfaatkan momen, tidak memikirkan penderitaan masyarakat lainnya, dalam kondisi seperti ini harusnya semua pihak, semua elemen ikut mengambil peran untuk saling meringankan beban, bukan justru saling membebani.
Lanjut Firman, untuk hal yang satu ini pemerintah harus mengambil sikap, karena kalau hal ini tidak diantsipasi maka banyak dari kami mahasiswa akan pulang kampung diam-diam, dan sangat riskan untuk kami benturan dengan petugas di lapangan.
Karena kami sudah patuh tapi begitu ada kelonggaran diperbolehkan pulang dengan ketentuan berbadan sehat kami tidak diberi kesempatan, dengan mahalnya biaya surat keterangan berbadan sehat dari rumah sakit yang menjadi ketentuan setiap warga masyarakat yang hendak bepergian.
“Kami sebagai mahasiswa tidak mudik karena patuh dengan himbauan pemerintah daerah, gubernur Sultra dan walikota Kendari, untuk tidak keluar daerah/mudik agar dapat memutus mata rantai Covid-19 di Sultra. Tetapi begitu ada kelonggaran untuk bisa mudik dengan catatan kita sehat, dibenturkan lagi pada persoalan biaya kartu bebas Covid yang begitu mahal,” ujarnya Firman kepada Dinamika Sultra.Com. (19/05/2020)
Bagi orang mampu kata Firman, uang Rp 450 ribu itu mungkin biasa, tapi bagi kami mahasiswa yang ada dirantau ini, itu luar biasa, tidak mudah bagi kami untuk mengantongi uang sebanyak itu. Kalau toh ada uang kiriman dari orang tua kami gunakan untuk biaya hidup dan biaya kuliah. Jadi mau dapat dimana kami.
Sementara itu pihak rumah sakit saat dikonfirmasi melalui perawat yang berutugas, kepada Dinamika Sultra. Com sang perawat menjelaskan, mahalnya biaya pengurusan kartu bebas covid tersebut disebabkan oleh terbatasnya alat-alat laboratorium untuk melakukan rapid tes covid-19.(ds/rjb/gtr)