Dukung Restorasi Lahan, Dosen FHIL UHO Rekomendasikan Penggunaan FMA

Suasana Webinar Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO) Seri ke 3 bertajuk “Silvikultur Hutan Tanaman Berbasis Tapak”, Senin (20/7).

 

DINAMIKASULTRA.COM, KENDARI – Jurusan Kehutahan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO) sukses menyelenggarakan Webinar Seri 3. Dengan mengusung tema bertajuk “Silvikultur Hutan Tanaman Berbasis Tapak”, webinar ini diikuti sebanyak peserta 760 via zoom dan 130 lainnya via youtube yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia.

Tidak hanya itu, webinar ini juga menghadirkan narasumber yang berkompeten dibidangnya, seperti Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI Dr Ir Mahfudz MP, Direktur Seameo Biotrop dan dosen Silvikultur IPB Dr Irdika Mansur MForSc dan Prof Dr Sri Wilarso Budi MS yang juga dosen Silvikultur IPB .

Tak ketinggalan sebagai narasumber, dosen Jurusan Kehutanan FHIL UHO Prof Dr Husna MP yang membawakan materi Fungi Mikoriza sebagai Tools Restorasi Hutan dan Lahan Terdegradasi.

Terkait materi yang dibawakan, Prof Husna mengatakan, masyarakat global kini menghadapi tiga persoalan besar yakni deforestasi, pencemaran lingkungan dan degradasi lahan.

“Oleh karena itu, perlu intervensi melalui upaya pemulihan (restorasi) ekosistem yang rusak ke arah lebih baik,” ungkapnya, Selasa (21/7).

Untuk mendukung upaya tersebut, Prof Husna merekomendasikan pemanfaatan pupuk hayati Mikoriza untuk mendukung keberhasilan restorasi lahan dan hutan di Indonesia.

Mikoriza merupakan bentuk simbiosis antara jamur dengan tumbuhan terutama pada akarnya. Mikoriza sangat penting untuk menyediakan nutrisi mineral yang dibutuhkan tanaman, karena memiliki hifa yang dapat memanfaatkan tanah yang lebih luas dari pada akar tanaman. Ini juga dibuktikan dengan berbagai penelitian Prof Husna menggunakan Mikoriza.

“Berdasarkan hasil riset yang dilakukan, menunjukkan bahwa Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas bibit baik di persemaian pada media tanah lahan pascatambang emas, nikel dan batubara maupun di lapangan khususnya di lahan pascatambang nikel dan emas,” terangnya.

Selain itu, sambung Ketua Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI) Sultra, dengan aplikasi FMA juga dapat meningkat keberhasil penanaman dan sekaligus dapat menyelamat beberapa jenis pohon legum tropis terancam punah.

“Aplikasi FMA juga dapat meningkat keberhasil penanaman dan sekaligus dapat menyelamat beberapa jenis pohon legum tropis terancam punah seperti kayu kuku, angsana, kalapi dan sonokeling yang ditanam pada lahan pascatambang emas di Bombana,.” terangnya

Sebagian data dan foto yang disajikan Prof Husna pada webinar adalah dari riset yang didanai oleh DIKTI melalui skim hibah penelitian terapan dan dasar pendanaan tahun 2019 dan 2020.

Untuk diketahui, webinar dibuka oleh Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Prof Dr Ir Aminuddin Mane Kandari MSi dan ditutup oleh Ketua Jurusan Kehutanan Dr Ir Sitti Marwah. Sedangkan bertindak sebagai moderator yaakni Dr Faisal Danu Tuheteru yang kesehariannya mengajar di Jurusan Kehutanan FHIL UHO.

Prof Aminuddin mengaku menyambut baik webinar tersebut, karena ditengah hutan alam Indonesia yang terus mengalami degradasi dan tidak diimbangi dengan keberhasilan rehabilitasi.

“Webinarini menjadi momen transpormasi pengetahuan, data dan informasi terkait perkembangan hutan tanaman di Indonesia dan aspek silvikultur untuk mendukung pembangunan hutan tanaman. Oleh karena itu, hutan produksi kita harus terus ditingkatkan produktivitasnya dengan inovasi silvikultur yang tepat,” tutupnya. (ds/din/ono)

Baca Juga !
Tinggalkan komentar