Kendari Bakal Izinkan 3 Sekolah Belajar Tatap Muka Saat Wabah COVID-19

Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Sulkarnain Kadir. (ant)

 

DINAMIKASULTRA.COM,KENDARI-Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), bakal memberikan izin bagi tiga sekolah menengah pertama (SMP) di kota itu melakukan proses belajar tatap muka pada Desember 2020 saat pandemi COVID-19.

Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Senin, mengatakan tiga sekolah yang akan diizinkan dibuka untuk melakukan pembelajaran tatap muka, yaitu SMP 21 Kendari, SMP 19 Kendari dan SMP Frater Kendari.

Sulkarnain menjelaskan pembukaan ketiga sekolah tersebut sebagai percobaan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi COVID-19, namun dengan berbagai syarat yang ketat juga pertimbangan yang matang.

“Diizinkan belajar tatap muka sebagai piloting. Pertimbangannya karena memang jumlah siswa tidak banyak, kemudian yang kedua zonanya juga termasuk zona yang aman, walaupun belum hijau, tetapi masuk dalam zona yang aman. Karena setelah kita evaluasi siswanya itu domisili di sekitar sekolah,” kata Sulkarnain.

Meskipun demikian, Sulkarnain menyampaikan rencana pembukaan tiga sekolah tersebut pada Desember mendatang, masih akan dilakukan evaluasi terhadap perkembangan kasus COVID-19 di kota itu.

“Tapi ini masih kita evaluasi terus, termasuk juga perkembangan kasus COVID-19 kita. Kita punya syarat yang ketat meliputi protokol kesehatan dan infrastruktur sekolah yang mendukung pelaksanaan tatap muka, kemudian skenario pelaksanaan belajar terbuka,” ujarnya.

Selain itu, Sulkarnain juga menyampaikan bahwa ketika sekolah itu melakukan proses pembelajaran tatap muka, maka syarat lainnya adalah setiap pertemuan wajib minimal satu kali seminggu dan maksimal dua kali dalam seminggu, dengan jumlah siswa maksimal 15 orang dalam satu kelas.

“Karena ini tidak dilangsungkan sebagaimana tatap muka seperti biasanya. Jadi ini diatur paling siswa itu mungkin hanya satu kali ataupun dua kali saja dalam seminggu untuk ke sekolahnya. Jumlahnya juga kita batasi tidak lebih dari 100 orang. Bahkan mungkin tidak lebih dari 30 orang. Satu kelas cuma 15 orang,” jelas Sulkarnain.

Ia juga menyampaikan jika perkembangan kasus COVID-19 di Kota Kendari berangsur membaik, maka jika ada sekolah yang mengajukan untuk melakukan proses belajar tatap muka, akan diizinkan namun dengan berbagi syarat yang ketat, tetapi ia menekankan semua itu masih akan dievaluasi.

“Sambil kita evaluasi, sambil kita juga liat kondisi penanganan COVID-19 kita, kalau angkanya terus turun dan semakin terkendali tentu bertahap kita izinkan,” kata Sulkarnain. (ds)

Baca Juga !
Tinggalkan komentar