Empati Terus Mengalir Bagi Korban Kekerasan Teroris Di Sigi
DINAMIKASULTRA.COM,SIGI,SULTENG-Simpati dan empati dari berbagai pihak terhadap keluarga dan warga transmigrasi korban tindak kekerasan yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah terus mengalir.
Kepala Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Deki Basalulu, Jumat, membenarkan bahwa berbagai bantuan berupa barang/bahan dan uang sampai saat ini dari berbagai pihak disalurkan kepada keluarga korban dan warga yang mengungsi pasca serangan teroris di Dusun Lewono, salah satu lokasi permukiman tgransmigrasi lokal di desa itu.
Selama beberapa hari terakhir ini, banyak pihak yang datang ke Desa Lembantongoa menyerahkan bantuan mulai dari bahan makanan, peralatan rumah tangga, kebutuhan anak-anak dan uang tunai kepada keluarga korban yang kini mengungsi sementara di rumah keluarga di Desa Lembantongoa.
Ia mengatakan ada empat korban yang dibunuh teroris secara keji. Mereka itu satu keluarga.
Pasca kejadian berdarah, seluruh warga transmigrasi Lewono, kini mengungsi sementara di rumah-rumah warga transmigrasi lainnya di Dusun Tokelemo, sekitar 25 km dari lokasi transmigrasi Lewono.
Sebagian lagi, katanya mengungsi ke Desa Lembantongoa.
Saat ini rumah-rumah warga transmigrasi Lewono yang rusak dan dibakar kembali dibangun oleh aparat kepolisian bersama anggota TNI.
Menurut Kades Deki, bantuan terutama logistik bahan makanan masih sangat dibutuhkan warga, sebab dalam beberapa hari pascaserangan teroris yang menelan korban jiwa empat orang itu, kebanyakan warga tidak beraktivitas di kebun, karena masih trauma berat.
Ia menambahkan pada malam hari pasca peristiwa itu, warga tranmigrasi SP-1 Dusun Tokelemo memilih untuk kumpul di satu tempat dan nanti kembali ke rumah pagi hari.
Sementara lokasi transmigrasi Lewono saat ini, seluruhnya sudah meninggalkan lokasi dan mengungsi ke beberapa titik permukiman yang ada dalam wilayah Desa Lebantongoa.
Warga sangat berharap para teroris MIT secepatnya ditangkap aparat gabungan TNI/Polri agar tidak ada lagi peristiwa yang sama terjadi.
Jika para pelaku sudah berhasil dilumpuhkan, otomatis warga tidak laga dibayangi ketakutan untuk tinggal di rumah dan melakukan berbagai aktivitas dikebun.
”Kalau sekarang ini warga masih takut atas kejadiaan tersebut sehingga enggan untuk beraktivitas di kebunnya,” ujar Kades Deki. (ds)