Target Investasi 2021 di Sultra Rp21 Triliun

DINAMIKASULTRA.COM,KENDARI-Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sulawesi Tenggara menargetkan nilai investasi yang akan masuk dan terserap selama tahun 2021 di Sultra ditargetkan sebesar Rp21 triliun lebih, bersumber dari luar (PMA) maupun dari dalam negeri (PMDN).
Kepala DPM-PTSP Sultra, H Parinringi di Kendari, Senin mengatakan, peluang investasi yang ditargetkan sebesar itu sangat memungkinkan tercapai, bahkan melebihi dari target, karena potensi sumber daya alam khususnya sektor pertambangan nikel maupun aspal alam kini masuk dalam skala nasional.
“Dengan besaran investasi yang masuk di daerah kita, tentu sangat menggembirakan bagi pertumbuhan ekonomi di Sultra, yang berdampak positif pada perekrutan lapangan kerja bagi masyarakat Sultra, yang dinantikan selama ini,” ujar Parinringi.
Mantan Kepala Kesbang Sultra itu mengatakan, kehadiran Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Pulau Buton belum lama ini, tidak lain untuk memberi penguatan dan dukungan penuh kepada investor dalam mengelola aspal alam Buton secara penuh dan tak ada keraguan lagi.
“Tidak salah bila saya mengutip pernyataan pak Bahlil bahwa, total impor aspal Indonesia per tahun mencapai sekitar Rp50 triliun. Artinya bila angka ini bisa diperkecil dengan menghasilkan produksi dalam negeri dari Aspal Buton, maka aspal impor alam dapat dihemat hingga Rp20 triliun,” kata Parinringi.
Sektor investasi, yang paling diminati di Sulawesi Tenggara adalah Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya lalu di posisi kedua adalah transportasi, gudang dan telekomunikasi dan posisi ketiga adalah tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan Peternakan.
Menurut mantan Wakil Bupati Konawe itu mengatakan, di sektor pertambangan nikel misalnya, kehadiran PT Virtun Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) di Morosi Kabupaten Konawe secara umum telah memberi dampak positif pada perekonomian masyarakat sekitar dengan melibatkan belasan ribu tenaga kerja lokal yang sudah menjadi karywan di perusahaan milik Tiongkok itu.