China Sebut Tambang Yang Terkena Serangan Bersenjata Di Kongo Milik AS

Ilustrasi. Tentara Kongo menjaga anggota pemberontak M23 yang menyerahkan diri di desa Chanzo, wilayah Rutshuru, dekat kota bagian timur Goma, Selasa (5/11). Anggota pemberontak M23 Republik Demokratik Kongo menghentikan pemberontakan 20 bulan setelah tentara menguasai wilayah kekuasan mereka di perbukitan, meningkatkan harapan akan perdamaian di wilayah dengan korban tewas hampir sejuta dalam kekerasan selama dua dekade.

 

DINAMIKASULTRA.COM,BEIJING-Pemerintah China menyebutkan bahwa pertambangan yang diserang sekelompok orang bersenjata di Kongo hingga menyebabkan lima warga negara China diculik beberapa hari lalu milik warga negara Amerika Serikat.

Bayond Mining, perusahaan tambang milik warga AS itu, baru saja terdaftar di Provinsi Sud Kivu, Kongo, demikian pernyataan Kedutaan Besar China di Kongo seperti dikutip Global Times, Kamis.

Areal pertambangan di Kongo tersebut diserang kelompok bersenjata tak dikenal pada Minggu (21/11) hingga menyebabkan seorang petugas kepolisian setempat tewas.

Lima orang pekerja berkewarganegaaraan China yang diculik sejauh ini dalam keadaan selamat.

Perwakilan perusahaan tersebut secara legal milik warga negara AS, bukan milik warga negara China seperti yang dilaporkan beberapa media asing sebelumnya, demikian Kedubes.

Menurut Kedutaan, selain warga China, beberapa warga negara asing lain juga menghadapi serangan dan penculikan.

Kementerian Luar Negeri China (MFA) sebelumnya mengingatkan warganya di beberapa negara untuk meningkatkan kewaspadaan seiring dengan insiden penculikan di Kongo.

MFA menyarankan warganya di luar negeri untuk selalu berkomunikasi dengan kantor perwakilan pemerintah China di berbagai negara.

Baca Juga !
Tinggalkan komentar