Guru Besar Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia UHO Bertambah Satu

DINAMIKASULTRA.COM,KENDARI-Sesuatu yang membanggakan bagi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari.
Pasalnya, belum lama ini salah satu dosen PBSI yang bernama Dr. H. Aris Badara, S.Pd., M.Hum dikukuhkan sebagai Guru Besar.
Dengan demikian Jurusan PBSI telah medapatkan satu tambahan Guru Besar
Katua Jurusan PBSI, Dr. La Ode Sahidin mengucapkan syukur, karena tahun ini PSBI punya tambahan satu guru besar. Dengan dikukuhkannya Prof Aris Badara beberapa waktu lalu maka Jurusan PBSI kini telah miliki empat guru besar.
“Jurusan sangat membutuhkan profesor, kerena dengan begitu sarjana yang hasilkan juga berkualitas. Selain itu dengan adanya tambahan guru besar ini, bisa menunjang akreditasi jurusan,” ungkapnya.
Sahidin berharap, Prof Aris Badara bisa mengajak teman-teman yang lain, karena banyak dosen PSBI yang telah mempunyai gelar Doktor (S3) dan berpeluang untuk menjadi profesor. Olehnya itu para dosen tersebut sangat membutuhkan dukungan dari para guru besar seperti Prof Asri Badara untuk mengajak teman-teman lain yang belum profesor.
“Salah satu syarat untuk menyusul Profesor itu adalah harus sudah Doktor, untuk itu kita perlu duduk bersama mendiskusikan terkait apa yang menjadi kendala teman-teman, sehingga para guru besar bisa diberikan satu pencerahan kepada kita khususnya para dosen yang sudah doktor,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. H. Aris Badara mengatakan, seorang guru besar tidak boleh berhenti untuk melakukan penelitian dan riset yang bermanfaat untuk umat manusia terutama dalam jurusan pendidikan bahasa.
Ia menuturkan, dosen itu cita-citanya menjadi profesor dan hampir semua dosen seperti itu, tetapi mereka harus menulis, apalagi sekarang ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi baru bisa diberikan jabatan fungsional tertinggi profesor.
“Pada dasarnya setelah kita dikukuhkan sebagai guru besar kita tidak boleh berhenti tetapi terus melakukan riset. Kebetulan saya merupakan pakar dalam analisis wacana kritis, untuk itu saya berharap ini bisa masuk dalam muatan-muatan pembelajaran khususnya wacana. Ada beberapa yang lagi diselesaikan untuk publis di jurnal internasional, selain itu kita akan muat dalam bentuk bahan ajar,” tuturnya.
Prof Aris Badara menerangkan, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang Profesor antara lain ia harus melakukan pulikasi ilmiah, kemudian harus mengajar setiap semester dengan jumlah SKS yang telah ditetapkan dan setiap semester harus melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Jika semua itu terpenuhi dengan sendiri akan menjadi Profesor.
“Dalam mencapai gelar saya merasa biasa-biasa dan tidak ada hambatan, yang penting dilakukan sesuai prosedur di mana ketika tiba waktu penelitian kita meneliti, kemudian tiba waktu mengajar kita mengajar, dan kita tetap melakukan Pengabdian. Jika itu dilakukan dengan ikhlas dan senang hati Insya Allah gelar Profesor itu pasti akan didapat,” pungkasnya.(ds/rs)