Pemkab Muna Targetkan Tekan Angka Stunting Menjadi 12 Persen

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, La Ode Rimbasua (ds/ANTARA/Suparman)

 

DINAMIKASULTRA.COM, MUNA, SULTRA – Pemerintah Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menargetkan bisa menekan angka kasus stunting atau kekerdilan anak di daerah itu menjadi 12 persen.

“Kami menargetkan angka stunting di Muna ini turun menjadi 12 persen,” kata kepala Dinas kesehatan Muna, La Ode Rimbasua, yang dihubungi di Muna, Selasa.

Disebutkan, angka kasus stunting di Muna saat ini berkisar 16,9 persen dengan sebaran kasus di semua kecamatan daerah itu.

Menurut dia, untuk menekan angka stunting tersebut maka pihaknya telah membentuk tim percepatan penanganan stunting yang melibatkan 14 organisasi perangkat daerah (OPD) di Muna.

“Tim percepatan penanganan stunting ini diketuai langsung oleh Wakil Bupati Muna, Bachrun Labuta. Dengan arahan wakil bupati maka stunting ini bisa kita tekan,” katanya.

Ia menjelaskan, semua OPD yang terlibat sudah mengetahui tugasnya siapa bekerja apa, sehingga pertanggungjawaban masing-masing OPD bisa terukur.

“Khusus di Dinkes Muna, yang menjadi tanggung jawab kami dalam penanganan stunting adalah pemberian gizi pada balita usia 0-2 tahun,” kata La Ode Rimbasua.

Sebelumnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Sultra berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di daerah itu menjadi 14 persen sesuai target nasional.

“Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktivitas, menghambat pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kemiskinan serta kesenjangan,” kata Kepala BKKBN Sultra Asmar.

Ia menyebutkan angka prevalensi stunting di daerah berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencapai 30,02 persen.

“Angka stunting di Sultra masih berada di atas rata-rata nasional, karena angka kasus stunting nasional hanya mencapai 24,4 persen berdasarkan SSGI 2021,” katanya.

Ia memerinci jika dilihat dari data per kabupaten kota maka yang tertinggi berada di Buton Selatan sebanyak 45,2 persen, menyusul Buton Tengah 42,7 persen, Buton 33,9 persen, Konawe Kepulauan 32,8 persen, Muna 30,8 persen, Konawe Utara 29,5 persen.

Kemudian Kolaka Utara 29,1 persen, Muna barat 29,0 persen, Konawe Selatan 28,3 persen, Kota Baubau 27,6 persen, Bombana 26,8 persen, Buton Utara 26,8 persen, Kolaka 26,5 persen, Konawe 26,2 persen, 26,0 persen, Kota Kendari 24,0 persen, dan Kolaka Timur 23,0 persen.

“Harusnya daerah kepulauan ini rendah angka stuntingnya karena ketersediaan gizi cukup dari konsumsi ikan segar. Tetapi ini malah terbalik, justru Kabupaten Kolaka Timur yang tidak memiliki wilayah laut malah yang terendah angka stuntingnya,” katanya.

Pihaknya telah melakukan berbagai rencana aksi nasional guna menekan angka stunting di daerah penghasil tambang nikel tersebut.

Upaya itu demi mengejar target pada tahun 2024 bisa menekan angka stanting agar turun menjadi 14 persen secara nasional, termasuk Sultra, demikian Asmar.(ds/bdn)

Baca Juga !
Tinggalkan komentar