Dinkes Kota Yogyakarta Meminta Warga Jaga Kebersihan Lingkungan Guna Tekan DBD

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin (kanan) saat menyambangi laboratorium The World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta, Jumat (22/7/2022). Kunjungan tersebut untuk meninjau inovasi Wolbachia dalam upaya menekan kasus dengue nasional. (ds/ANTARA/HO-Kemenkes/aa)

 

DINAMIKASULTRA.COM, YOGYAKARTA – Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta meminta warga menjaga kebersihan lingkungan guna menekan kasus penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) karena selama pertengahan tahun ini kasusnya cukup tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.

“Kasus demam berdarah dengue tahun ini memang lebih tinggi dibanding tahun lalu, bahkan sudah melebihi total kasus pada tahun lalu sehingga tidak boleh disepelekan,” kata Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu di Yogyakarta, Senin.

Dinkes Kota Yogyakarta mencatat selama Januari hingga Juli 2022 tercatat 107 kasus DBD dengan dua pasien meninggal dunia, sedangkan sepanjang tahun lalu 94 kasus dengan satu pasien meninggal dunia.

Pada tahun ini, temuan kasus DBD terbanyak terjadi pada Januari dengan 41 kasus, Februari 13 kasus, Maret 10 kasus, April sembilan kasus, Mei 22 kasus, Juni tujuh kasus, dan Juli lima kasus, sedangkan dua pasien yang meninggal dunia berasal dari Kelurahan Klitren dan Keparakan.

Salah satu penyebab meningkatnya kasus DBD sepanjang 2022, di antaranya intensitas hujan yang masih cukup tinggi pada awal tahun serta adanya beberapa gerakan pencegahan DBD yang mulai mengendur di masyarakat.

Gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) dan pemberantasan sarang nyamuk mulai mengendor sehingga perlu kembali ditingkatkan karena keduanya penting untuk menekan kasus.

“Harapannya, kasus bisa ditekan turun hingga akhir tahun. Perlu kerja sama masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk,” katanya.

Ia menjelaskan program penanganan DBD dengan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung bakteri wolbachia dinilai masih cukup efektif untuk menekan kasus DBD.

“Wilayah yang menjadi sasaran program wolbachia ini pun akan terus diperluas hingga seluruh wilayah Kota Yogyakarta,” katanya.

Petugas Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga rutin meneliti sampel nyamuk untuk memastikan nyamuk Aedes aegypti yang ditemukan masih mengandung bakteri wolbachia.(ds/antara)

Baca Juga !
Tinggalkan komentar