Afiruddin Mathara Kembali Pimpin DPC-PERADI Kendari

DINAMIKA SULTRA.COM,KENDARI-Dalam Musyawarah Cabang (Muscab) II Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Advokat Indonesia (DPC-PERADI) Kendari versi Prof. Dr. Otto Hasibuan, S.H., M.C.L., M.M. tahun 2022, yang bertempat di Hotel Claro Kendari, Pada Sabtu (6/8/22). Afiruddin Mathara, SH., MH, kembali terpilih memimpin DPC-PERADI KENDARI untuk masa jabatan periode 2022-2027.
Afiruddin Mathara selaku Ketua DPC-PERADI incumben menang telak dari lawannya, Syahiruddin Latif, S.H., M.H. Dari jumlah wajib pilih sebanyak 320 orang, anggota yang hadir menggunakan hak pilihnya hanya 149 orang. Afiruddin memperoleh suara sebanyak 147 suara, sementara lawannya Syahiruddin Latif hanya memperoleh 2 suara. Terdapat sekitar 50 lebih anggota wajib pilih yang walk out dan selebihnya berhalangan hadir.

Dalam sambutan kemenangannya yang sangat pendek, Afiruddin hanya menyampaikan terima kasih kepada para pendukungnya yang telah mempercayakan kedudukan Ketua DPC-PERADI Kendari kepada dirinya untuk yang kedua kali.
Menjawab pertanyaan dari wartawan tentang program kerja kedepannya pada sesi wawancara, Afiruddin menegaskan, program kerja PERADI Kendari kedepan adalah sinergi PERADI dengan penegak hukum yang lain.
“Itu perlu kami tegakkan lagi, karena selama ini memang kami akui masih ada sedikit jarak antara kami dengan penegak hukum lainnya,” tutup Afiruddin.
Salah seorang pemerhati organisasi publik Dr. Umar Marhum, STP.,M.H menilai ada hal menarik untuk dijadikan sebagai pembelajaran politik dalam demokrasi organiasai pada pemilihan Ketua DPC-PERADI Kota Kendari kali ini, karena walaupun terjadi walk out, dimana sebelum proses pemilihan suara, calon Syahiruddin melakukan walk out dan memboyong sejumlah pendukungnya yang jumlahnya sekitar 50 orang lebih, namun oleh panitia tetap memasukan Syahiruddin sebagai calon ketua, dengan alasan karena telah mendaftarkan diri dan secara administrasi memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang dibahas dalam tata tertib pencalonan.

Sementara jika hal tersebut tidak ditanggapi secara arif dan bijaksana oleh panitia penyelenggara, maka secara etika jika terdapat seseorang calon yang sengaja walk out, apa lagi dengan mengajak pendukungnya untuk keluar dari ruangan dan melarangnya untuk menggunakan hak pilih, dalam porses pelaksanaan musyawarah pemilihan ketua seperti itu, maka bisa saja calon bersangkutan dinyatakan gugur karena dianggap mengundurkan diri dari pencalonan. Sehingga tidak perlu lagi dimasukan sebagai calon untuk dipilih.
“Untuk itu saya nyatakan salut dengan pilihan demokrasi politik bijak dari panitia penyelenggara Muscab, peran penyelenggara sangat elok dan santun, karena walau ada calon yang berulah tetapi mereka tidak terbawa arus,” ujar Umar Marhum yang juga Wakil Ketua Bidang Pembelaan dan Adovokasi Wartawan, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Tenggara. (ds/bdn)