Pemkab Terus Upayakan Agar Pertanian Palawija Semakin Meluas di Lebak

DINAMIKASULTRA.COM, LEBAK – Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar sedang terus mengupayakan agar pertanian palawija semakin meluas di wilayah tersebut guna memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Sampai saat ini kebutuhan palawija di Kabupaten Lebak masih dipasok dari luar daerah,” kata Deni Iskandar di Lebak, Kamis.
Pengembangan pertanian palawija di Kabupaten Lebak menurut dia, bisa menjadikan Lebak sebagai daerah swasembada pangan di Provinsi Banten, karena didukung potensi lahan yang luas.
Saat ini, banyak lahan-lahan yang telantar milik BUMN, perusahaan swasta, pengembang perumahan hingga tanah negara yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya pertanian palawija guna meningkatkan produksi pangan.
Ia mengatakan, sampai saat ini memang sebagian besar petani di Lebak mengembangkan budidaya pertanian palawija di lahan darat.
Namun, sejauh ini produksi palawija di Kabupaten Lebak cukup rendah berdasarkan laporan Januari – Juli 2022 sebanyak 18.764 ton dengan luas tanam 489 hektare dan panen 749 ton.
Dari produksi 18.764 ton itu terdiri dari komoditas jagung sebanyak 7.965 ton, kedelai dua ton, kacang tanah 178 ton, kacang ijo delapan ton, ubi kayu 17.409 ton, dan ubi jalar 1.169 ton.
“Dengan produksi sebanyak itu tentu komoditas kacang tanah, kacang ijo, kedelai, masih dipasok dari luar daerah,” katanya.
Ia juga mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan TNI kini mengembangkan tanaman jagung.
Selama ini, ujar dia, pertanian palawija jenis komoditi jagung sudah mulai berkembang di 28 kecamatan dari sebelumnya lima kecamatan.
Saat ini, produksi jagung di Kabupaten Lebak sudah ditampung oleh perusahaan peternak di Kabupaten Tangerang.
Karena itu, petani diharapkan dapat meningkatkan produksi jagung melalui kolaborasi dengan TNI, sehingga mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat.
“Kami mendorong agar semua petani dapat mengembangkan pertanian jagung, karena sudah ditampung oleh perusahaan peternakan itu,” katanya.
Sementara itu, Jumadi (55) seorang petani warga Maja Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya sejak empat tahun terakhir ini mengembangkan pertanian palawija jenis komoditas ubi kayu atau singkong di lahan milik BUMN seluas dua hektare.
Produksi singkong itu ditampung oleh tengkulak dan dipasok ke Pasar Tangerang dan Jakarta.
“Kami menjual singkong ditampung tengkulak Rp2.000/kg dan bisa menghasilkan 20 ton dan jika diakumulasikan mendapatkan Rp40 juta selama 12 bulan,” kata Jumadi.(ds/antara)