Satpol-PP Damkar Pariaman Bentuk 500 Relawan Pemadam Kebakaran

Sejumlah petugas pemadam kebakaran dari Satpol PP dan Damkar Kota Pariaman, Sumatera Barat, berupaya memadamkan api yang menghanguskan lahan warga. (ds/ANTARA/HO-Satpol PP dan Damkar Pariaman)

 

DINAMIKA SULTRA.COM, PARIAMAN – Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol-PP Damkar) Kota Pariaman, Sumatera Barat, segera membentuk 500-an relawan pemadam kebakaran (redkar) di dusun-dusun guna menekan terjadinya kebakaran di daerah itu.

“Kami sudah meminta nama-nama relawan tersebut di tingkat desa dan kelurahan untuk menjadi redkar di Pariaman,” kata Kepala Seksi Damkar Dinas Satpol-PP Damkar Kota Pariaman Hendra di Pariaman, Senin.

Ia mengatakan redkar tersebut nantinya tidak saja diberikan sosialisasi apa-apa saja penyebab kebakaran namun juga dilatih mengatasinya guna meminimalisasi terjadinya kebakaran di daerah tersebut.

Ia menyampaikan hal yang mendasar manfaat adanya redkar tersebut yaitu memantau potensi kebakaran di daerah masing-masing karena banyak warga tidak mengetahuinya.

“Sekarang kami sedang mencari lokasi dan waktu pelaksanaan pelatihan untuk redkar tersebut,” katanya.

Upaya tersebut merupakan langkah pihaknya untuk menekan angka kebakaran di daerah itu yang hingga Agustus tahun ini telah mencapai 48 kebakaran, baik yang disebabkan oleh arus pendek listrik maupun pembakaran sampah.

Ia berharap, dengan upaya itu dapat meningkatkan kesadaran warga terhadap penyebab kebakaran sehingga angka kebakaran di daerah itu turun dari jumlah kebakaran tahun lalu yang mencapai 71 kejadian.

Sebelumnya, Dinas Satpol-PP Damkar Kota Pariaman memadamkan 48 kebakaran di daerah itu sepanjang Januari-Agustus 2022 yang sebagian besar disebabkan oleh arus pendek listrik dan pembakaran sampah.

“Karena itu kami sekarang berupaya meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya kebakaran,” kata Hendra.

Menurut dia, hal tersebut diperlukan karena banyak rumah warga di Pariaman masih menggunakan kabel listrik yang sudah lama dan seharusnya diganti.

Selain itu, saat musim kemarau banyak warga dan petani yang membakar sampah di dekat bangunan serta lahan pertanian.(ds/antara)

Baca Juga !
Tinggalkan komentar