Bappeda Papua Barat Minta Pemkab Kaimana Fokus Turunkan Angka Stunting

DINAMIKA SULTRA.COM, KAIMANA – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Papua Barat meminta jajaran Pemkab Kaimana lebih fokus dalam upaya mempercepat penurunan angka kasus stunting atau gangguan pertumbuhan anak yang masih sangat tinggi di wilayah itu.
Kepala Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat Bappeda Papua Barat Deassy D Tetelepta di Kaimana, Jumat, mengatakan berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Kaimana berada pada urutan sembilan tertinggi di Papua Barat dengan persentase 28,5 dan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 1.967 jiwa.
“Pemerintah Kabupaten Kaimana, dalam hal ini organisasi perangkat daerah terkait harus lebih fokus melakukan berbagai upaya percepatan penurunan stunting melalui kegiatan yang benar-benar bisa menurunkan stunting,” kata Deassy saat menghadiri rapat koordinasi percepatan penurunan stunting Kabupaten Kaimana Tahun 2022.
Prevalensi stunting tertinggi di Papua Barat yaitu Kabupaten Pegunungan Arfak mencapai 40,1 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 1.107 jiwa, sedangkan Kota Sorong merupakan daerah dengan kasus stunting terendah yakni 19,9 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 5.036 jiwa.
Adapun data stunting di beberapa daerah lain di Papua Barat yaitu Kabupaten Sorong Selatan mencapai 39,6 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 2.225 jiwa, Kabupaten Tambrauw mencapai 39,9 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 682 jiwa, Kabupaten Maybrat mencapai 34,5 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 818 jiwa.
Selanjutnya Kabupaten Raja Ampat mencapai 31,1 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 1.795 jiwa, Kabupaten Teluk Wondama mencapai 31,0 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 1.353 jiwa, Kabupaten Sorong mencapai 28,7 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 2.539, Kabupaten Manokwari Selatan mencapai 28,5 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 689 jiwa.
Kasus stunting di Kabupaten Teluk Bintuni mencapai 27,5 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 2.004 jiwa, Kabupaten Manokwari mencapai 26,9 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 4.547 jiwa dan Kabupaten Fakfak mencapai 26,0 persen dengan perkiraan jumlah balita stunting sebanyak 2.057 jiwa.
Kegiatan rakor yang digelar di Kaimana itu menindaklanjuti rapat para kepala daerah se-Papua Barat di Sorong baru-baru ini.
“Kami dari Bappeda Papua Barat mau mengarahkan supaya teman-teman di kabupaten bisa fokus bagaimana menetapkan kegiatan yang bisa membantu percepatan penanggulangan stunting karena setiap daerah itu punya masalah yang berbeda-beda,” ujar Deassy.
Sekretaris Daerah Kaimana Donald R Wakum mendukung imbauan Bappeda Papua Barat dan menginstruksikan OPD terkait yaitu dinas kesehatan, dinas sosial pengendalian penduduk dan KB, dinas pemberdayaan masyarakat dan kampung, Bappeda, maupun para kepala distrik (camat) agar lebih fokus dan bersama-sama membangun komitmen guna mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Kaimana.
“Upaya penurunan stunting merupakan kerja tim sehingga tidak bisa hanya dilimpahkan pada salah satu OPD. Tidak bisa dikerjakan sendiri. Jadi semua unsur harus terlibat, siapa mengerjakan apa itu harus jelas dan terkoordinir dengan baik,” kata Wakum.(ds/antara)