Lanal Kendari Beri Pemahaman Masyarakat Pesisir Cara Bela Negara

Pangkalan TNI AL beri pemahaman warga pesisir di Desa Leppe, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe cara bela negara, Kamis (9/2/2023) (Ist)

 

DINAMIKA SULTRA.COM, KONAWE – Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Kendari memberikan pemahaman warga pesisir di Desa Leppe, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bagaimana cara bela negara sesuai peran masing-masing.

Desa Leppe merupakan satu dari empat desa binaan Lanal Kendari, tiga di antaranya yakni Desa Sorue Jaya, Tapulaga, Bajoe Indah dan Desa Mekar yang ada di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe.

Komunikasi sosial maritim di Desa Leppe, Kecamatan Soropia juga dihadiri Palaksa Lanal Kendari Mayor Laut (H) Paslan yang mewakili Komandan Lanal Kendari Letkol Laut (P) Abdul Kadir Mulku Zahari, Ketua Cabang 3 Korcab VI DJA II Ny. Wulan Mulku dan anggota Jalasenastri Lanal Kendari.

Sejumlah Perwira dan Jalasenastri Lanal Kendari melaksanakan komunikasi sosial pesisir di Desa Leppe, Kecamatan Soropia, Konawe sebagai upaya membangun masyarakat maritim yang tangguh dalam mendukung pemberdayaan wilayah pertahanan laut.

“Bela negara bukan hanya dilakukan melalui peperangan, namun dengan menjaga ekosistem laut juga merupakan bagian dari bela negara,” kata Perwira Staf Potensi Maritim (Paspotmar) Lanal Kendari Mayor Laut (T) Aan Saputra di Kendari, Kamis (9/2/2023).

“Bela negara itu bukan hanya berperang, kalau untuk berperang itu cukup dari TNI-Polri, masyarakat nelayan itu cukup menjaga kehidupan laut sehingga ke depannya anak cucu kita untuk mencari hasil laut itu tidak perlu jauh-jauh lagi,” lanjut dia di hadapan ratusan warga Desa Leppe.

Mayor Aan memberikan pemahaman kepada masyarakat di Desa Leppe yang merupakan desa binaan Lanal Kendari agar melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan alat yang ramah lingkungan dan tidak menggunakan bahan peledak.

“Karena kalau menangkap ikan dengan bom ikan itu akan menghancurkan karang, sedangkan karang ini tempat berkembang biaknya ikan. Sehingga bela negara itu jangan diartikan hanya peperangan saja, tetapi menjaga laut pun itu sudah merupakan bela negara,” ujar dia lagi.

Selain itu, Mayor Aan juga mengajak masyarakat setempat agar melakukan rehabilitasi mangrove secara mandiri. Dia menyarankan jika nelayan setempat keluar melaut dan melihat bibit mangrove yang tumbuh bisa dipindahkan ke tempat yang tanaman mangrove-nya telah mati.

“Pohon mangrove jangan ditebang itu sudah bagian dari bela negara, sudah membantu kita untuk menjaga laut. Kami pesan kalau masyarakat melaut dan melihat bibit-bibit mangrove agar segera ditanam atau ditancapkan ke pohon-pohon mangrove yang sudah mati,” ucap Mayor Aan.

Lanjut dikatakan Mayor Aan, bela negara dianjurkan dalam UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

Bahkan menurutnya dengan menjaga biota laut maka juga akan memberikan dampak positif bagi masyarakat di daerah itu sendiri karena dengan kondisi laut yang terjaga nelayan tidak perlu lagi melaut ke tempat yang jauh. Kemudian hal itu juga dapat dirasakan oleh generasi berikutnya.

“Menjaga laut pun itu sudah merupakan bela negara sehingga ibu bapak nanti akan tentram, dengan banyak ikan di laut yang dekat masyarakat akan lebih tenang, dengan demikian perekonomian juga bisa membaik,” kata Mayor Aan.

Kepala Desa Leppe, Hajar mengatakan jumlah kepala keluarga (KK) di desanya sebanyak 221 KK yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan atau menggantungkan hidupnya di laut.

“Alhamdulillah kami atas nama pemerintah desa mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak TNI Angkatan Laut yang telah berkenan menyelenggarakan kegiatan komunikasi sosial maritim di desa kami,” katanya.

Dia juga mengaku bahwa ia dan seluruh warganya yang 99 persen berprofesi sebagai nelayan siap bekerja sama dengan TNI AL Kendari dalam rangka menjaga ekosistem laut.(ds/sgn)

 

Baca Juga !
Tinggalkan komentar