Pasar Murah Sebagai Penanganan Inflansi di Daerah Mubar

 

Pj Bupati Mubar saat melakukan kunjungan pasar murah di Kecamatan Lawa, Rabu (22/2/2022). (Foto: Laode Abubakar).

 

DINAMIKA SULTRA.COM, MUNA BARAT – Pada tahap awal pasar murah di Kabupaten Muna Barat (Mubar), pemerintah Mubar menyiapkan harga Rp105.000 (Seratus Lima Ribu Rupiah) untuk tiga komoditi, dan beras masih menjadi penyumbang inflasi terbanyak di Daerah Mubar untuk saat ini.

Penjabat (Pj) Bupati Mubar, Bahri mengatakan bahwa, pasar murah yang dilaksanakan kali ini merupakan salah satu wujud dari program nasional dalam penanganan inflasi di daerah, khususnya di Mubar.

Kenaikan inflasi disebabkan oleh dua faktor yaitu, penetapan harga pasar dan penetapan harga oleh pemerintah daerah, sehingga dalam kenaikan harga yang ditetapkan oleh harga pasar, yang terjadi kenaikan terdapat pada harga beras, telur, dan minyak goreng.

“Pada Januari 2023 terjadi inflasi sebesar 1,48 persen, sehingga pemerintah daerah harus kembali lakukan pasar murah,” ungkap Bahri, pada Rabu (22/2/2023).

Untuk total anggaran bagi pasar murah, yaitu sebesar Rp3 Miliar, sementara untuk keseluruhan program dalam penanganan inflasi daerah, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp22 Miliar, sebab tidak hanya operasi pasar yang dilakukan melainkan ada pula beberapa bantuan yang disalurkan khususnya bagi para petani dalam program gerakan tanam cepat panen.

Hal serupa dikatakan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Mubar, La Ode Aka mengatakan, bahwa pada tahap awal pasar murah yang dilakukan di Lawa Raya, yang mencakup Kecamatan Lawa, Kecamatan Wadaga, dan Kecamatan Barangka, dan untuk menghindari rusuhnya saat pembagian pada tiga komoditas ini, pihaknya telah memisahkan porsi bagi tiap desa yang ada dengan jumlah target sebesar 1061 paket.

“Pembagiannya ini dihitung agar adil, yaitu 16 persen untuk setiap Desa di Mubar, dan tiap desa tergantung jumlah kartu keluarga masyarakat miskin, sumber data yang kami ambil melalui capil dan tiap desa atau kelurahan,” ungkapnya.

Untuk Kecamatan Lawa jumlah targetnya 398 mencakup 6 desa dan 2 kelurahan, sementara Kecamatan Barangka dengan target 357 paket mencakup 8 desa, selanjutnya Kecamatan Wadaga dengan target 308 paket mencakup 7 desa.

“Dalam satu paket yang berisi tiga komoditi ini ditentukan harga sebesar Rp105.000 dari harga aslinya yaitu sebesar Rp210.000, penentuan harga ini ditetapkan setelah operasi pasar, dimana penyumbang inflasi terbesar terjadi pada beras, yaitu beras bulog per 10 kilogram seharga Rp110.000. Sehingga pemerintah daerah menetapkan setengah harga dari harga pasar”, lanjutnya.

“Kenaikan harga itu terjadi berangsur, pada pasar murah yang lalu awalnya Rp88.000 per paket, kemudian Rp102.000, dan saat ini menjadi seharga Rp105.000,” tutupnya.(ds/abr).

Baca Juga !
Tinggalkan komentar