Pj Bupati Mubar Satukan Tekad Melawan Berita Hoax Pemicu Konflik Pemilu 2024

 

Pj Bupati Mubar saat memberikan tanggapan melawan hoax, ujaran kebencian konflik, antar umat beragama dan isu suku, agama, ras, dan budaya (SARA) menjelang pemilu serentak 2024, Senin (6/3/2023). (Foto: Laode Abubakar).

 

DINAMIKA SULTRA.COM, MUNA BARAT – Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat (Mubar), DR. Bahri, S.Stp., M.Si., melakukan kegiatan dalam rangka melawan hoax, ujaran kebencian, konflik antar umat beragam,  dan isu suku, agama, ras, dan budaya (SARA) menjelang pemilu serentak 2024. Kegiatan tersebut dilaksanakan di gedung Barugano Lawa Kelurahan Wamelai Kecamatan, Lawa Kabupaten Mubar Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (6/3/2023).

Bahri mengatakan Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya akan keberagaman suku dan agama, dimana Kabupaten Muna Barat juga banyak keberagaman suku agama, baik dari segi geografis maupun demokratis.

Secara geografis, Mubar memiliki wilayah daratan dan kepulauan yakni terdiri dari 13 pulau dan memiliki 11 desa di pulau tersebut, sisanya desa atau kelurahan ada di wilayah daratan. Sementara melihat dari agama, di Muna Barat memiliki berbagai agama, meliputi islam, kristen, protestan, hindu, bahkan budha.

“Muna Barat itu beragam, ada berbagai suku dan agama, bukan hanya suku Muna tetapi ada suku lainnya seperti suku Jawa, Bugis, dan lainnya. Untuk itu, identitas kebangsaan Indonesia tidak hanya dibangun pada satu suku, ras, bahasa, dan agama tertentu, melainkan gagasan atas hidup merdeka,” ungkapnya.

Sehingga, ia meminta kepada seluruh tokoh masyarakat untuk melawan berbagai isu yang kerap terjadi, terlebih pada isu hoax, ujaran kebencian, politik identitas propaganda SARA.

“Masyarakat tidak boleh termakan oleh berita hoax, maka dari itu masyarakat harus selektif dalam menerima dan berikan informasi,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Muna Barat, Hamse mengatakan, bahwa Mubar ialah salah satu miniatur Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan budaya, terlebih pada pemilu mendatang berbeda dengan pemilu sebelumnya, di mana pelaksanaannya secara serentak, baik pemilihan legislatif, Presiden, DPD, serta Pilkada.

“Sehingga dibutuhkan peran tokoh agama, masyarakat, dalam menghadapi pemilu serentak tahun 2024, yang gencarnya berbagai isu yang harus ditangkal bersama,” kata Kepala Badan Kesbangpol Muna Barat tersebut.

Isu yang kerap sekali bererdar menjelang pemilu yakni, politik identitas, politik SARA yang selalu mengahantui dengan berbagai macam ras dan agama yang ada di Kabupaten Muna Barat, sehingga pihak lainnya mampu memanfaatkan sebagai obyek politik.

Oleh karena itu, pihaknya berharap seluruh tokoh masyarakat mampu menjaga solidaritas bagi kerukunan umat beragama, terutama dalam menyukseskan pemilu 2024 tanpa perpecahan atau konflik terkait SARA.

Selanjutnya, salah satu tokoh masyarakat, La Hani , berharap dengan adanya pertemuan forum kerukunan umat beragama di Muna Barat, mampu mengantisipasi perpecahan yang diakibatkan oleh kepentingan perindividu, terlebih pada berita hoax yang kerap beredar pada masyarakat.

“Kita harus secara bersama dalam mempertimbangkan kebenaran suatu berita, olehnya itu jika terdapat berita hoax tidak perlu lagi disebar,” tutupnya. (ds/abr).

Baca Juga !
Tinggalkan komentar