Ali Mazi: Pembangunan di Sultra 2024 Fokus Pada Empat Isu

Gubernur Sultra Ali Mazi (keempat dari kiri) menyerahkan piagam kepada OPD, pemkab, dan pemkot, yang serapan anggarannya di atas 90 persen pada Musrenbangda 2024. (ds/HO-Kominfo Sultra)

 

DINAMIKA SULTRA.COM, KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi, mengatakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) 2024 fokus pada empat isu strategis.

Gubernur mengakui bahwa meski Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sultra naik menjadi 72,23 pada 2022, namun angka tersebut masih di bawah rata-rata nasional sebesar 72,91.

“Keempat isu itu adalah pembangunan manusia; inflasi, ketahanan pangan, dan penanggulangan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan; dan tata kelola pemerintahan,” kata Dalam pernyataan tertulisnya yang diterima di Kendari, Selasa (21/3/2023).

“Untuk itu, isu peningkatan kualitas SDM di Sulawesi Tenggara masih menjadi isu utama, terutama kualitas pendidikan menengah dan pelatihan kerja terhadap kebutuhan pasar kerja masih dirasakan belum optimal, sehingga masih menjadi fokus kita,” ujarnya.

Sementara itu, dalam isu inflasi, ketahanan pangan, dan penanggulangan kemiskinan, pemprov dan kabupaten/kota akan terus berupaya menggiatkan perekonomian daerah agar kembali pulih.

Upaya yang dilakukan di antaranya adalah mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pemberdayaan dalam rangka peningkatan produktivitas kelompok miskin dan rentan.

“Kita juga perlu meningkatkan kapasitas sektor riil dan menciptakan iklim usaha yang kondusif. Serta, meningkatkan kemandirian dan ketahanan pangan bagi masyarakat,” ujar Gubernur dua periode itu.

Ali juga menyebutkan meskipun angka pertumbuhan ekonomi Sultra saat ini 5,53 persen atau lebih tinggi dari nasional yang 5,31 persen, namun infrastruktur dasar dan kewilayahan di Sultra masih belum optimal.

Pertumbuhan ekonomi Sultra dan pemerataan pembangunan perlu didorong melalui transformasi ekonomi pada sektor pariwisata, peningkatan produksi dan produktivitas sektor pertanian, hilirisasi pertambangan, serta program padat karya untuk menyerap tenaga kerja.

“Di sisi lain, kita patut bersyukur bahwa tingkat pengangguran terbuka di Sultra hanya 3,36 persen, lebih rendah dari angka nasional yang mencapai 5,86 persen,” tuturnya.(ds/sgn)

Baca Juga !
Tinggalkan komentar