Ruksamin Perkenalkan Nilai Adat Konut Saat Seminar Serantau UHO Kendari

DINAMIKA SULTRA.COM, KENDARI – Bupati Konawe Utara (Konut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Ruksamin memperkenalkan nilai-nilai adat dari Kabupaten Konut berupa Konasara hingga ke mancanegara.
Diketahui, kegiatan yang diinisiasi oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, selain menghadirkan Bupati Konut sebagai pembicara, juga menghadirkan Direktur IPSAS Malaysia yakni Haslinda Abdullah, Rektor Universitas Abulyatama Aceh, Agung Efriyo dan Rektor Universitas Teuku Umar, Ishak Hasan.
Dalam kegiatan tersebut Bupati Konut Ruksamin juga memberikan cendramata Konasara yang merupakan simbolisasi dari Kabupaten Konut kepada pembicara lainnya, Rektor UHO Kendari, Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si. M.Sc, dan Dekan Fisip UHO Kendari, Eka Suaib.
Hal tersebut Ruksamin lakukan saat menjadi pembicara dalam seminar serantau terkait isu kemasyarakatan, dengan mengangkat tema, transformasi inovasi meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan masyarakat di era society 5.0 di gedung Auditorium Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Rabu, (20/0/2023).
Dalam kesempatan ini, Ruksamin merasa bersyukur dengan momen tersebut karena dirinya bisa membawakan materi mengenai masalah isu-isu serantau bersama para profesor.
“Begitu bersyukurnya saya di momen ini, kita bisa pertama sejajar dengan para profesor, rektor-rektor semua. Itu suatu kebanggaan,” katanya.
Ruksamin mengungkapkan, dalam kegiatan tersebut ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk memperkenalkan nilai-nilai adat dari Kabupaten Konut.
“Saya juga tidak lupa bahwa nilai-nilai adat yang dari Konawe Utara yang saya titip sudah sampai di Malaysia, Konasara itu sudah sampai di sana, saya bagikan kepada mereka semua sekaligus saya sampaikan pesannya Konasara apa,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UHO Kendari, Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si. M.Sc, mengatakan bahwa seminar tersebut membahas tentang isu-isu komunitas terkait kesejahteraan di Indonesia maupun di Malaysia.
“Tujuannya agar wawasan mahasiswa dan pola pikirnya bisa segera terbuka untuk melihat pendidikan dan dunia penelitian melalui informasi yang diberikan dari berbagai narasumber yang berasal dari Indonesia maupun Malaysia,” pungkasnya.(ds/adf)