UPT Layanan Konseling-Mahasiswa PPG UHO Kendari Gelar Seminar Dampak Gadget Bagi Anak

Foto bersama di sela seminar dampak penggunaan gadget pada anak. (Humas-UHO)

 

DINAMIKA SULTRA.COM, KENDARI – Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Gelombang 1 tahun 2024 bidang Matematika bekerjasama dengan UPT Layanan Konseling UHO menyelenggarakan seminar dampak penggunaan gadget bagi anak.

Diketahui, fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini yaitu, penggunaan gadget yang berlebihan yang dapat menyebabkan kecanduan gadget pada anak-anak. Hal ini berdampak negatif pada kesehatan mental, perkembangan sosial, dan hasil akademik.

Berdasarkan fenomena tersebut, mahasiswa PPG Prajabatan UHO Gelombang 1 tahun 2024 Bidang Matematika bekerjasama dengan UPT Layanan Konseling UHO menyelenggarakan seminar dampak penggunaan gadget bagi anak di Kelurahan Nambo, 20 Juli 2024.

Dr. Kadir, S.Pd., M.Si., selaku pembimbing mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap gadget bagi anak-anak yang berada di Kelurahan Nambo.

Kegiatan ini dirangkaikan dengan beberapa kegiatan seperti pelatihan berhitung cepat menggunakan metode gasing, gerakan literasi permainan puzzle cerita dan jembatan kata.

Kegiatan seminar ini bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan gadget bagi anak serta mengetahui strategi yang dilakukan untuk meminimalisir kecanduang gadget.

Eva Herik, S.Psi., M.Psi., Psikolog., Ketua UPT Layanan Konseling UHO selaku pemateri pada kegiatan ini mengungkapkan bahwa bahaya pengunaan gadget yaitu perilaku tidak terkontrol, sikap berlebihan di depan layar, tidak peduli dengan orang sekitar, kurang tidur, terlihat cemas, menunjukan perubahan fisik, seperti badan membungkuk, mata rabun di usia muda, jalan lunglai, menghindari kegiatan sosial dan cenderung senang bermain sendiri dan pada kasus lebih parah, anak bisa mengalami gangguan jiwa.

Lebih lanjut, Eva Herik mengungkapkan bahwa untuk meminimalisir kecanduan pada gadget ada yang harus diperhatikan. Dimana dari segi usia, anak dengan usia kurang dari 2 tahun, dikenalkan gadget namun tidak diberikan. Untuk usia 3 -5 tahun, maksimal satu jam dengan pengawasan. Kemudian, 6 – 10 tahun, maksimal 1,5 jam dengan pengawasan. Sementara usia 11 – 14 tahun maksimal 2 jam dengan meminimalisir pengawasan.

Sedangkan usia 15 – 18 tahun, anak dibebaskan dengan memberikan pedoman umum dan pengawasan minim.

“Untuk 18 tahun ke atas, anak dibebaskan namun tetap dipantau dan diskusikan,” imbuhnya.

Hal-hal yang perlu dilakukan terkait diskusi yaitu seleksi aplikasi bermanfaat dan tidak bermanfaat, membuat jadwal dimana anak dan orang tua tidak menggunakan HP selama satu hari penuh, meluangkan waktu bersama anak untuk melakukan aktivitas yang tidak menggunakan gadget, misalnya jalan-jalan, olahraga dan lainnya.

“Menetapkan “zona bebas gadget” pada beberapa ruangan. Jika berada di ruangan tersebut, anak termasuk orang tua tidak boleh menggunakan gadget, misalnya di ruang makan, kamar mandi dan ruang keluarga, serta tidak memberikan gadget pada anak dengan tujuan agar anak bisa tenang,” jelasnya.

Kegiatan ini pun mendapatkan apresiasi dari warga. Kepala RT 06, Misrani mengungkapkan, kegiatan ini memberikan banyak manfaat dan pengetahuan terkait hal-hal apa yang akan dilakukan, terutama pada anaknya yang saat ini di usia balita.

Peserta lainnya juga mengungkapkan bahwa perilaku anaknya yaitu tantrum jika tidak diberikan HP dan dibiasakan makan sambil menonton di HP.

Setelah mendapatkan pemaparan dari kegiatan ini, peserta sudah memiliki pemahaman dampak dari kecanduan gadget dan strategi yang akan dilakukan agar anaknya tidak kecanduan.(ds/adf)

Baca Juga !
Tinggalkan komentar