Dua Hari di Batalyon 725 Woroagi Calon Resimen Mahasiswa Mulai Memasuki Materi Pengenalan Senjata dan Strategi Tempur
DINAMIKASUTRA.COM, KONSEL- Hari kedua, Rabu 18 Desember 2024, Calon Resimen Mahasiswa Haluoleo (CAMEN – MAHALEO) berada di Satuan 725 Woroagi, yang tergabung dalam kegiatan Diksarmil Gabungan Resimen Mahasiswa ke-32 dari beberapa perguruan tinggi se Sulawesi Tenggara, mulai memasuki materi pengenalan senjata organik milik Tentara Nasional Indonesia (TNI), mulai darisenjata laras pendek dan laras panjang.
Komandan Resimen Mahasiswa Halu Oleo Dr. Umar Marhum, A.Md., STP.,SH.,MH kepada dinamikasultra.com mengaku sangat bangga dengan segala dedikasi dukungan Komandan Korem 143/HO Brigjen TNI-AD. R.Wahyu Sugiarto dan Komandan Satuan Yonif 725 Woroagi Letkol Inf. Choky Gunawan selaku penangungjawab teknis atas terlaksananya kegiatan Diksarmil Gabungan Resimen Mahasiswa yang ke 32 tahun 2024.
Umar Marhum juga tak lupa menyampaikan terimakasih Kepada Pasi Pers Satuan 725 Woroagi, Letu Inf. Andi Ismar Paoli selaku Komandan Satuan Tugas Latihan (Danlat), dibantu Bintara Pelatih Pelaksana Teknis Lapangan Serka Saeho sekaligus Komandan pengendali teknis latihan di lapangan, Serda Patrijaya Anugra , Kopda Dodi Nugraha, Praka Defri Hina Pari, Pratu Agrek Sianto dan Pratu Rabiun Juna atas kinerja baik dan keihklasan dalam memberikan pelatihan kepada Resimen Mahasiswa. Untuk menjadikan Reseimen sebagai kekuatan komponen cadangan bela negara tangguh, yang senatiasa siap angkat senjata berperang membantu TNI mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mana kalah negara membutuhkannya.
Pada Diksar Gabungan ke-32 tahun ini, Damen Mahaleo Sultra Umar Marhum bersama para pelatih, merubah random materi ajar dari perbandingan 50: 50 (50 persen teori wawasan kebangsaan dan 50 Persen Materi Lapangan tentang keprajuritan) menjadi 90 Persen materi lapangan keprajuritan dan hanya 10 persen saja teori.
Alasannya, dengan waktu yang sangat singkat hanya kurang lebih 2 minggu Camen digembleng di Satuan 725 Woroagi, maka waktu yang singkat itu mejadi momen penting yang harus dipergunakan sebaik-baik mungkin, bagi Camen untuk menyerap banyak hal tentang ilmu keprajuritan. Kalau soal teori ceramah tentang wawasan kebangsaan menurut Umar Marhum sudah banyak didapatkan pada beberapa materi mata kuliah di kampus yang ada hubugannya dengan bela negara, sepeti mata kuliah dasar umum (MKDU), Pancasila, Kewarganegaraan, Ilmu Negara dan yang lainnya. Dan untuk lebih mengecas pengetahuan mereka terkait teori wawasan kebangsaan dapat dilakukan setelah Diksarmil, melalui forum seminar dan sebagainya.
“Jadi itulah alasan saya sehingga lebih mengedepankan pengatahuan bela negara dalam bentuk teknis keprajuritan bagi Camen selama dalam pelaksanaan Diksarmil. Soal ilmu pengenalan senjata bagi Camen, bongkar pasang, hormat senjata, cara penggunaan senjata, teknik tempur menghadang musuh, cara keuar dari penghadangan musuh, sampai dengan jurit malam. Ilmu itu hanya didapatkan pada kegiatan Diksamil yang pelaksanaannya pada satuan organik TNI. Tidak akan pernah didapatkan pada materi kegiatan seminar atau yang lainnya,” ujar Umar Marhum.
Lanjut Umar Marhum, untuk itu dirinya meminta kepada para Camen yang saat ini tengah mengikuti Diksarmil agar mengikuti kegiatan Diksarmil dengan baik sehingga karakter jati diri, cinta tanah air dengan ideologi pancasila sebagai dasar negara bisa terpatrit dalam hati sanubari setiap anggota Resimen.
“Berlatilah ilmu keprajuritan dengan sungguh-sungguh agar menjadi Resimen siap tempur manakalah negara membutuhkan kita. Berlatih itu memang capeh dan melelahkan, tetapi sadarilah bahwa itulah yang menjadi kelebihan anda sebagai Resimen Mahasiswa dibandingkan dengan mahasiswa lainnya. Anda selain menguasai ilmu akademik sesuai disiplin ilmu yang digeluti di kampus, memiliki semangat dan jiwa yang kuat, juga memiliki ilmu pengetahuan keprajuritan yang tidak dimiliki oleh mahasiswa yang lainnya,” tukas Umar Marhum.(ds/ono)