Dinkes Kendari Sosialisasi PrEP Cegah Penularan HIV

DINAMIKA SULTRA.COM, KENDARI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menggencarkan sosialisasi penggunaan profilaksis prapajanan (PrEP) sebagai langkah preventif untuk mencegah penularan HIV, terutama di kalangan masyarakat yang berisiko tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari Hasria saat ditemui di Kendari, Kamias, mengatakan bahwa PrEP ditujukan bagi individu yang belum terinfeksi HIV namun memiliki risiko tinggi terpapar virus, seperti pekerja seks, pasangan dari orang dengan HIV, dan kelompok lainnya.
Berdasarkan data, sejak program ini dijalankan pada Juni 2024, tercatat sebanyak 344 warga telah memanfaatkan layanan tersebut.
“PrEP sangat membantu melindungi individu berisiko agar tidak tertular HIV. Sampai saat ini sudah ada 344 orang yang mengakses layanan tersebut,” kata Hasria.
Ia menjelaskan bahwa PrEP merupakan salah satu terobosan dalam pengendalian HIV/AIDS. Obat ini dikonsumsi secara rutin dan terbukti efektif menurunkan risiko penularan HIV dari hubungan seksual atau kontak yang berisiko tinggi.
Menurut Hasria, upaya promotif dan preventif, seperti PrEP menjadi sangat penting di tengah peningkatan jumlah kasus HIV di Kota Kendari dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan data hingga Mei 2025, jumlah kasus HIV secara kumulatif di kota ini telah mencapai 2.023 kasus.
Sebagai bagian dari strategi penanggulangan, Dinas Kesehatan juga menggandeng berbagai pihak, termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi profesi, hingga pelaku usaha di sektor perhotelan dan tempat hiburan malam.
“Sebagian besar tempat hiburan malam di Kendari sudah kooperatif dalam kegiatan skrining HIV dan edukasi, namun masih ada yang belum membuka akses bagi pemberi layanan pencegahan,” ujarnya.
Hasria berharap perluasan cakupan layanan PrEP dan program pencegahan HIV lainnya mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Menurutnya, HIV bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga menyangkut aspek sosial dan pembangunan.
“Diperlukan sinergi antara pemerintah, komunitas, akademisi, pelaku usaha, dan media untuk menekan laju penyebaran HIV dan meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS,” jelasnya.(ds/ono)