Sepuluh Mahasiswa MDC UHO Kendari Latih Keterampilan Selam di Wakatobi

Foto bersama dalam kegiatan Selam dan Jaga Laut di Wakatobi.(Humas-UHO)

DINAMIKA SULTRA.COM, KENDARI – Sebanyak sepuluh mahasiswa Manta Diving Club (MDC) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari mengikuti pelatihan menyelam dan aksi konservasi di Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara, pada Jumat (14/2) lalu.

MDC sendiri adalah organisasi penyelaman yang didirikan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UHO pada tahun 2021.

Organisasi ini memiliki fokus utama dalam meningkatkan keterampilan menyelam para anggotanya serta memperkenalkan pentingnya ekosistem laut, khususnya terumbu karang, kepada mahasiswa.

Kegiatan yang berlangsung di Pulau Hoga ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menyelam mahasiswa serta menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem laut, khususnya terumbu karang dan mangrove.

Pembina MDC, Lalang, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Diklat Selam MDC angkatan ke-4. Program ini terselenggara berkat kerja sama antara MDC dan Balai Taman Nasional Wakatobi, khususnya Seksi Pengelolaan Wilayah II Kaledupa.

“Dengan adanya kerja sama ini, mahasiswa tidak hanya dilatih keterampilan menyelam, tetapi juga diperkenalkan dengan konsep konservasi laut,” ujarnya.

Lalang menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan menyelam yang dapat menunjang penelitian dan pemantauan sumber daya laut. Ia menekankan bahwa kegiatan ini sangat relevan mengingat Sulawesi Tenggara berada di wilayah Coral Triangle, kawasan dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia.

Selain pelatihan menyelam, mahasiswa juga dilibatkan dalam kegiatan konservasi, salah satunya penanaman mangrove. Ekosistem mangrove berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim karena mampu menyerap karbon dan menjaga kestabilan suhu bumi.

“Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mahasiswa untuk berkontribusi dalam pemulihan lingkungan pesisir,” beber Lalang.

Lalang menyampaikan, kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Kepala Seksi Taman Nasional Wilayah II Kaledupa, La Fasa, serta para pegawai taman nasional lainnya.

“Kehadiran mereka tentunya berperan penting dalam kelancaran program ini, baik dari aspek teknis maupun pendampingan di lapangan,” tambahnya.

Dengan terselenggaranya diklat ini, Lalang berharap MDC dapat terus menjadi wadah bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan keterampilan menyelam serta berkontribusi dalam upaya konservasi laut.

“Ke depannya, kegiatan serupa akan terus dilakukan agar semakin banyak mahasiswa yang memiliki keahlian dan kesadaran terhadap pentingnya menjaga ekosistem bawah laut,” tuturnya.

Sementara itu, Personel Polisi Hutan (Polhut) Balai Taman Nasional Wakatobi, La Ode Sahari, mengapresiasi keterlibatan mahasiswa dalam program konservasi ini. Ia menilai bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.

“Harapannya, mereka tidak sekadar menyelam untuk menikmati keindahan laut, tetapi juga menjadi agen konservasi,” beber La Ode Sahari.

Diketahui, Wakatobi telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia.

Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang memiliki keterampilan menyelam dan wawasan konservasi, ekosistem laut di kawasan ini diharapkan dapat terus terjaga dari ancaman kerusakan. (ds/adf)

Baca Juga !
Tinggalkan komentar