Wamendikdasmen: Pendidikan Nonformal Kurangi Angka Putus Sekolah

DINAMIKA SULTRA.COM, MAGELANG – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq menyampaikan bahwa pendidikan nonformal menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi angka putus sekolah.
“Salah satu terobosan yang kami tawarkan dengan mengintensifkan pembelajaran di luar kelas, karena kita memahami yang penting bukan schooling, tetapi learningnya,” katanya di Magelang, Sabtu.
Ia menuturkan proses seperti praktik kerja pengabdian masyarakat atau pengalaman kerja praktiek mahasiswa (PKPM) di masyarakat itu bisa membantu untuk mengurangi angka putus sekolah.
“Termasuk juga nanti di kementerian mengenalkan yang namanya program relawan mengajar, bagaimana relawan mengajar ini datang dari masyarakat yang punya komitmen terhadap pendidikan,” katanya.
Ia menuturkan mereka bisa memberikan layanan pendidikan ketika adanya keterbatasan SDM dari pemerintah, misalnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dimana akses pendidikan susah dan terbatas.
“Maka, kita memberdayakan kelompok masyarakat yang ada di situ, bisa di mushalla, bisa masjid, bisa gereja. Kita akan mengintensifkan pembelajaran di luar sekolah, yang mengajar diutamakan warga lokal,” katanya.
Ia mengakui memang ada problem keterbatasan soal kompetensi, yang tidak bisa disamakan yang di Jawa, tetapi itu bisa diatasi, akan dibekali dengan kemampuan pedagogik, yang penting anak-anak di sana dapat mengenyam pembelajaran yang baik, standar minimal.
“Tokoh-tokoh masyarakat, karena kalau di Papua misalnya, mendatangkan orang luar itu tidak jalan, ada faktor keamanan, faktor budaya, maka pendekatan kita adalah mengoptimalkan potensi masyarakat lokal di daerah-daerah 3T, polanya akan sama,” katanya.
Ia menyampaikan pihaknya baru bertemu dengan perusahaan besar di Papua, akan berkoordinasi, karena mereka ingin menyasar pendidikan, akan melatih masyarakat setempat, yang membiayai dari pihak perusahaan.
“Ini bagian dari pola kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha di daerah-daerah 3T, jadi kita ada kesepakatan, misalnya di sana akan mulai memberdayakan gereja sebagai tempat belajar,” katanya.(ds/antara)