Pelni Catat Penumpang Berangkat Selama Sepekan Sebanyak 3.391 Orang

DINAMIKASULTRA.COM,KENDARI-PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat penumpang berangkat dari pelabuhan Murhum daerah itu dalam sepekan terakhir sebanyak 3.391 orang.
Manager Operasi PT Pelni Cabang Baubau, Yulianto di Baubau, Jumat mengatakan, sementara penumpang tiba atau turun dengan menumpangi sejumlah armada kapal milik BUMN itu berjumlah 2.937 orang.
KM Ciremai yang bertolak dari pelabuhan Murhum pada Rabu (20/1) menaikkan penumpang sebanyak 188 orang dan 658 orang turun atau tiba. Kemudian, KM Tidar pada Kamis (21/1) menaikan 41 penumpang dan menurunkan 385 orang.
Selanjutnya, KM Doro Londa yang sandar dipelabuhan pada Kamis (21/1) menaikan 720 orang dan sebanyak 199 penumpang tiba. Sedangkan KM Dobonsolo pada Minggu (24/1) menaikan 618 orang dan 145 orang penumpang turun.
Kemudian KM Sinabung yang tiba pada Senin (25/1) terdapat 757 orang penumpang naik kapal dan 91 penumpang tiba atau turun dipelabuhan daerah itu. Selanjutnya, KM Tilongkabila pada Selasa (26/1) sebanyak 15 orang penumpang berangkat dan 37 orang penumpang tiba.
Sementara, KM Nggapulu pada Selasa (26/1) menaikan 167 orang dan menurunkan 441 penumpang. Sedangkan armada KM Leuser yang sandar pada hari yang sama memberangkatkan 25 orang dan menurunkan sebanyak 357 penumpang.
Selain itu, KM Doro Londa pada Kamis (28/1) terdapat 167 penumpang berangkat dan sebanyak 412 penumpang tiba. Kemudian di hari yang sama pula, KM Ciremai yang akan bertolak ke daerah timur Indonesia menaikan sebanyak 693 orang dan menurunkan 211 orang penumpang.
Ia mengatakan, arus pengguna jasa transportasi kapal laut disemua armada Pelni pada masa pandemi COVID-19 ini mengalami penurunan drastis.
“Penumpang yang sangat turun drastis pada awal-awal Januari kemarin. Dulu kan masih menggunakan rapid tes biasa (anti bodi), sekarang rapid antigen yang mana harganya lebih diatas. Itu kemungkinan memberatkan calon penumpang sehingga kadang-kadang pengguna jasa kapal mengalami penurunan,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, karena adanya pembatasan kuota penumpang dari pemerintah sebesar 70 persen sehingga pihaknya terkadang menolak calon penumpang meskipun telah memiliki rapid antigen karena kuota telah habis.
“Artinya kita mengikuti aturan untuk mengisi dari kuota penumpang di kapal itu. Misalnya kapal Ciremai kalau maksimal misalnya 1.000 tentu tidak bisa dikasi lagi penumpang, walaupun calon penumpang sudah mengurus tes cepat antigen, tetap kita menolaknya dengan jumlah kuota yang ada,” kata Yulianto
Apalagi, kata dia Pelni pusat memastikan memonitor jumlah kuota penumpang yang diperbolehkan oleh pemerintah.
Diungkapkan, penumpang dengan tujuan ke daerah timur seperti Ambon, Sorong, dan Jayapura yang cukup banyak bepergian melalui armada Pelni dari pelabuhan Baubau.
“Jadi kita juga melihat kondisi kuota kapal terutama yang ke timur, kita kadang-kadang menolak karena kuota habis, kita gak boleh lebih dari 1.000 penumpang,” katanya.