Pemkab Solok Selatan Bergerak Cepat Tanggulangi Masalah Stunting

DINAMIKASULTRA.COM, PADANG ARO – Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, bergerak cepat menanggulangi masalah stunting, salah satunya dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), guna mencapai target penurunan angka prevalensi kasus itu di bahwa 14 persen.
“Kami optimistis bisa menurunkan angka prevalensi stunting hingga di bawah 14 persen sesuai Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting di mana target yang ditetapkan pemerintah pusat sebesar 14 persen pada 2024,” kata Bupati Solok Selatan Khairunas di Padang Aro, Rabu.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi kasus stunting di Solok Selatan 24,5 persen, masih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi tingkat Provinsi Sumatera Barat yang 23,4 persen. Sebanyak dua kecamatan di daerah itu menjadi sorotan karena zona merah prevalensi stunting, yakni Sungai Pagu dan Sangir.
Untuk itu, katanya, dibutuhkan kolaborasi dan kerja ekstra berbagai sektor guna memastikan penanganan dan pencegahan stunting sesuai dengan target.
Ia mengatakan TPPS berisikan berbagai pemangku kepentingan, antara lain organisasi perangkat daerah, pemerintah kecamatan dan nagari, sedangkan baru-baru ini juga bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Solok Selatan.
Penanganan stunting, kata dia, harus dilakukan sejak dini, mulai dari pendataan, pemantauan ibu hamil, pemberian asupan gizi keluarga, kesehatan reproduksi remaja, hingga sosialisasi pola hidup bersih dan sehat.
Ia menjelaskan tim bertugas dalam pendampingan keluarga yang dilakukan masing-masing jorong dengan berbagai kegiatan yang disiapkan Dinas Kesehatan dan organisasi perempuan di daerah itu.
Ia menjelaskan penurunan stunting sejalan dengan agenda pemkab setempat membangun sumber daya manusia yang berkarakter serta produktif dan kompetitif.
Guna menciptakan SDM unggul tersebut, katanya, dibutuhkan persiapan, salah satunya mengatasi masalah stunting. Selain itu, pembinaan dan pengawasan oleh berbagai pihak dalam mencegah penambahan kasus.
“Target nasional kan 14 persen, kita upayakan bisa di bawah 14 persen di Solok Selatan,” katanya.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Barat Fatmawati mengatakan Solok Selatan kabupaten ke-7 di antara 19 kabupaten/kota di provinsi itu yang telah menunjukkan secara nyata komitmen menanggulangi stunting.
“Ini membuktikan adanya dukungan dari pemerintah, langsung oleh bupati dan jajarannya dalam pelaksanaan pengurangan stunting,” katanya.
Dia mengungkapkan upaya mengatasi stunting harus melalui kerja sama multisektor, dari pusat, daerah, hingga nagari.
Disamping itu, lanjutnya, tim yang sudah dibentuk juga harus mulai menyasar remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan.
Kabupaten Solok Selatan menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat untuk penanggulangan stunting senilai Rp2,5 miliar.(ds/antara)