Abdul Hayat: Pemprov-PPTI Bahas Pencegahan TB di Sulsel

DINAMIKA SULTRA.COM, MAKASSAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan dan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) fokus membahas upaya pencegahan tuberkulosis (TB) di daerah itu.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani di Makassar, Jumat (30/9), mengatakan, tuberkulosis, HIV dan sejumlah penyakit menular lainnya, memang hampir dilupakan semenjak pandemi COVID-19.
“Inilah yang perlu kita tahu secara umum kepada masyarakat. Selama pandemi kemarin banyak hal yang kurang diurus termasuk TB, HIV dan penyakit lainnya. Nah sekarang memang harus diakui sudah mulai netral,” ungkap Abdul Hayat saat menerima kunjungan PPTI di Baruga Lounge Kantor Gubernur Sulsel.
Abdul Hayat dalam kesempatan tersebut, tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Dewan Pengurus Wilayah Sulsel PPTI yang sudah datang untuk membahas persoalan tuberkulosis (TB) yang penting ini.
“Pemerintah harus memanfaatkan stakeholder yang ada. Kita harapkan agar nantinya bisa memberikan informasi kepada masyarakat terkait TB,” ujarnya.
Ketua Badan Pengurus PPTI Wilayah Sulawesi Selatan Hj Riyanti Nazief menyampaikan datang dengan beberapa pengurus dengan tujuan menyampaikan sejumlah program yang serupa dengan program Pemprov Sulsel.
Dirinya berharap masukan dari Pemprov Sulsel terkait dengan sejumlah program dan rencana kegiatan dari PPTI wilayah Sulsel.
Apalagi melihat besarnya ancaman bahaya dari penyakit tuberkulosis yang menyerang paru-paru manusia. Bahkan, saat ini Indonesia berada di urutan kedua tuberkulosis sedunia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bahwa setiap jam ada sekitar 11 orang di Indonesia meninggal akibat tuberkolosis (TB).
“Hitung-hitungan kami sekitar 93.000 orang meninggal setiap tahun. Kalau dihitung jam, sekitar 11 orang meninggal per jam,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Didik Budijanto dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (29/9).
Oleh karena itu, lanjut dia, penanganan yang cepat dan efektif sangat penting dilakukan untuk mengatasi TB.
“Penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh, merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutuskan penularan TB di masyarakat,” katanya.
Pada 2021, ia menyampaikan penemuan kasus TB, baik terkonfirmasi dan diobati, mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada 2021, disampaikan, kasus terkonfirmasi TBC sebanyak 473.006 orang, sedangkan kasus TB diobati sebanyak 402.502 orang. Sementara pada 2020, kasus terkonfirmasi TBC sebanyak 393.323 orang, sedangkan kasus TB diobati 362.418 orang.(ds/antara)