DPK Kulon Progo Buat Inovasi Buku Digital Tingkatkan Minat Baca

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kulon Progo melayani pinjaman buku secara digital. (ds/ANTARA/HO-Instagram dinas_perpustakaan_kulonprogo)

 

DINAMIKA SULTRA.COM, KULON PROGO – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta membuat inovasi peralihan buku cetak ke buku digital atau e-book dengan aplikasi iKulonProgo dalam rangka mendekatkan pelayanan dan meningkatkan minat baca masyarakat.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kulon Progo Duana Heru di Kulon Progo, Rabu, mengatakan buku digital ini sudah disosialisasikan ke sekolah-sekolah agar memudahkan pelajar yang jauh dari Perpusda mengakses buku bacaan bermutu dengan mudah.

 

“E-book kami sediakan di iKulonProgo sebagai perpustakaan digital, banyak tersedia buku elektronik di sana,” kata Duana.

Ia mengatakan hal yang melatarbelakangi dilakukannya digitalisasi buku di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, karena kondisi geografis di Kulon Progo, dimana sekolah dan masyarakat kesulitan mengakses perpustakaan umum yang berada di Kota Wates.

Dengan iKulonProgo cukup dari gawai, baik telepon seluler, laptop, tablet dalam hitungan menit bisa akses.

Hal yang melatarbelakangi lainnya, karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) pelayanan. Dengan iKulonProgo pengunjung bisa dengan bebas dan mudah mencari sendiri buku yang diinginkan.

“Buku bisa dipinjam dalam waktu tiga hari dan bisa diperpanjang. Dalam waktu tiga hari buku ditarik secara otomatis, tidak perlu petugas khusus untuk menjemput atau menagih,” katanya.

Duana mengakui keterbatasan sarana dan prasarana berupa kendaraan pelayanan. Dengan iKulonProgo tidak perlu mengantar ke lokasi-lokasi pelayanan, cukup dengan pelayanan melalui dunia maya yang hadir di hadapan pelanggan setiap saat, 24 jam.

 

“Kami berupaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan pelajar,” katanya.

Salah satu warga di Sentolo Ayuningtyas mengatakan beberapa kali membuka iKulonProgo untuk mencari materi pendukung di sekolah, seperti buku pola dalam menjahit.

“Kami berharap banyak buku soal menjahit supaya tidak membeli di toko buku,” ucapnya. (ds/antara)

Baca Juga !
Tinggalkan komentar