Pemprov Jatim: Capaian Indeks Pertumbuhan Ekonomi Bergerak Progresif

DINAMIKA SULTRA.COM, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyampaikan bahwa capaian indeks pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat mampu bergerak progresif, kendati dalam tekanan pandemi dan resesi global.
“Pencapaian ini tidak hanya istimewa lantaran tumbuh signifikan, tetapi juga karena pertumbuhan ekonomi Jatim lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional di angka 5,31 persen,” ujar Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dalam siaran pers diterima di Surabaya, Sabtu.
Secara rinci, pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Jatim terdongkrak hingga 5,34 persen setelah pada tahun 2020 mengalami kontraksi sangat dalam hingga minus 2,33 persen.
Capaian pertumbuhan ekonomi Jatim di tahun 2022 ini telah melebihi target minimum di tahun yang sama sebesar 4,42 persen.
Wagub Emil juga menyampaikan capaian atas Indikator Kinerja Utama (IKU) lainnya adalah Indeks Theil atau ketimpangan wilayah yang berhasil mencapai angka di bawah 0,4 atau tergolong ketimpangan rendah.
Indeks ketimpangan wilayah pada saat Khofifah memimpin di tahun pertama mencapai 0,3179 dan menurun pada tahun 2021 menjadi 0,3123.
Berikutnya, keberhasilan dalam bidang penurunan angka kemiskinan juga dibuktikan duet Khofifah-Emil dengan penurunan angka kemiskinan 0,10 persen dari 10,59 pada September 2021 menjadi 10,49 pada September 2022.
Dari angka tersebut, lanjut dia, penurunan kemiskinan menyasar 23 ribu penduduk Jatim.
“Alhamdulillah, angka kemiskinan di Jatim telah berhasil ditekan hingga mendekati kondisi sebelum pandemi COVID-19,” kata orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut.
Capaian menggembirakan juga ditunjukkan pada indeks gini atau ketimpangan pengeluaran penduduk Jatim yang turun 0,001 dari 0,366 pada Maret 2020 menjadi 0,365 pada September 2020.
Jatim menjadi satu-satunya provinsi di Pulau Jawa yang selama periode tersebut berhasil menurunkan indeks gini.
Sementara itu, salah satu hal membuat Wagub Emil bangga adalah perencanaan pembangunan daerah yang telah disusun memiliki keterhubungan dengan berbagai elemen.
“Dengan pondok pesantren nyekrup, dunia usaha nyekrup, BUMN nyekrup, TNI, Polri, dan Kejaksaan nyekrup, semua nyekrup. Saya melihat perencanaan dibuat dengan kompleksitas untuk memastikan nyekrup,” ujar Emil Dardak.(ds/antara)