FISIP UHO Kendari Bentuk Kampung Literasi Politik di Desa Mowila Konsel

DINAMIKA SULTRA.COM, KENDARI – Jurusan Ilmu Politik dan Pemerintah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari membentuk kampung literasi politik di Desa Mowila, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Diketahui, kegiatan tersebut merupakan salah satu program dari jurusan ilmu politik pemerintah. Selain itu, program tersebut telah mendapatkan dukungan dari pihak universitas
Kampung literasi politik tersebut digagas langsung oleh dosen FISIP UHO Kendari sekaligus pengamat politik Sulawesi Tenggara, Dr Najib Husain.
“Pembangunan kampung literasi politik tersebut salah bentuk tanggung jawab dari universitas untuk melakukan edukasi politik kepada masyarakat,” kata Kordinator Kampung Literasi Politik, Dr Najib Husain, Jumat (16/6/2020).
“Jadi edukasi politik di masyarakat itu perlu kita buatkan semacam wadah dan wadah yang kita bentuk adalah sebuah kampung yang di dalamnya nanti akan berisi sosialisasi tentang menolak politik uang menolak black campaign dan bagaimana menjelaskan berita-berita anti-hoaks,” kata Najib.
Selain itu kata dia, di dalam kampung literasi politik itu, nantinya akan dibentuk satgas-satgas anti money politik.
“Jadi di setiap sudut ataupun dusun mereka akan membuat pos satgas anti money politik sehingga mereka para aktor-aktor politik yang mau bermain politik uang maka dengan sendirinya akan kembali lagi karena mereka tidak akan diberikan ruang untuk melakukan bagi-bagi uang di desa tersebut,” ungkapnya.
“Semoga desa ini menjadi desa percontohan dan bisa melahirkan desa-desa kampung literasi-literasi lainnya,” harapnya.
Ia mengungkapkan alasan menunjuk Desa Mowila, karena pihaknya sudah melakukan observasi dan riset terkait pemilihan kepala desa beberapa waktu yang lalu, hasilnya di desa tersebut tidak ditemukan adanya politik uang.
“Jadi ada tiga calon kades kemarin, alhamdulillah yang menang itu tidak menggunakan uang. Tetapi melakukan pendekatan-pendekatan persuasif dengan pemilih,” pungkasnya.
Ia melanjutkan target dari pembentukan kampung literasi di desa tersebut untuk mempertahankan desa itu agar di pemilu di 2024 tidak terkontaminasi dengan politik-politik yang tidak jelas seperti politik uang.
“Jadi kita menjaga bagaimana kemudian tidak terjadi politik-politik uang yang selama ini terjadi di setiap pemilu,” tuturnya.
Ia berharap, dengan dibentuknya kampung literasi politik, desa tersebut mendapatkan perhatian pemerintah daerah setempat.
“Jadi bukan universitas yang mempunyai perhatian tersebut tetapi pemerintah setempat juga mendukung program yang dilaksanakan universitas dengan desa tersebut. Karena selama ini Pemda belum memberikan perhatian yang banyak terhadap desa literasi politik tersebut,” ujarnya.
“Semoga desa ini menjadi desa percontohan dan bisa melahirkan desa-desa kampus literasi-literasi lainnya,” tutupnya.
Sementara itu Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc, mengapresiasi dan mendukung dengan adanya kampung literasi politik yang digagas oleh jurusan ilmu politik dan pemerintahan tersebut.
Menurut Prof Zamrun pembetukan kampung literasi politik tersebut untuk mengedukasi masyarakat terkait adanya politik-politik yang tidak jelas yang bisa mempengaruhi proses pembangunan khususnya di Sulawesi Tenggara.
“Jadi artinya bahwa mereka memilih Wakil-wakil rakyat itu berarti itu akan menunjang pembangunan di daerah. Jadi kita memahamkan mereka paling tidak jangan golput, jangan money politik atau pun sebaginya,” kata Prof Zamrun saat ditemui Kamis, (15/6/2023).
Ketua Kagama Sultra itu melanjutkan akan lebih baik jika KPU ataupun Bawaslu bergandeng tangan bersama pihak kampus untuk membuat kampus literasi politik di setiap kabupaten.
“Jadi misalnya pihak kami diberi sedikit atau diminta fasilitasi mereka itu bisa berimprovisasi untuk meningkatkan literasi politik di Sultra. Mudah-mudahan nanti dengan KKN bulan 7 atau bulan 8 itu akan ada beberapa lagi kampung literasi politik yang terbentuk,” pungkasnya.(ds/adf)