Wahyudi: Tim SAR Kendari Selamatkan 855 Jiwa dari 31 Kejadian Hingga Awal Juni 2023

Ilustrasi – Tim SAR gabungan saat melakukan operasi pencarian terhadap seorang warga Konawe Selatan yang hilang diduga diterkam buaya sungai di Konawe Selatan, Kamis (6/7/202).(ds/HO-Humas Basarnas Kendari)

 

DINAMIKA SULTRA.COM, KENDARI – Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), telah menyelamatkan 855 jiwa dari 31 operasi SAR yang ditangani di wilayah kerjanya selama Januari hingga awal Juni 2023.

Basarnas Kendari membentuk ratusan potensi SAR di berbagai daerah seperti di Kota Kendari, Kabupaten Muna, Konawe Utara, dan Wakatobi sebagai perpanjangan tangan untuk memberikan pertolongan ketika terjadi musibah atau kondisi membahayakan manusia di atas permukaan air.

Basarnas Kendari menyebut pada Januari sebanyak empat kejadian yang ditangani; lalu pada Februari dua; Maret tujuh; April enam; Mei delapan; dan awal Juni sudah mencapai empat kejadian yang telah ditangani.

“Wilayah kerja Basarnas Kendari meliputi 17 kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara, termasuk daerah Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan,” kata Humas Basarnas Kendari Wahyudi melalui telepon di Kendari, Sabtu (8/7/2023).

“Selama periode Januari sampai 8 Juni 2023 hari ini, jumlah kejadian yang ditangani Kantor Pencarian dan Pertolongan atau KPP Kendari atau Basarnas ada 31 kejadian,” ungkapnya.

Dia merinci dari 31 kejadian yang ditangani pihaknya hingga awal Juni 2023 di antaranya kecelakaan kapal 21, kondisi membahayakan manusia seperti hilang di hutan atau tenggelam di sungai sebanyak 10 kejadian.

 

Wahyudi mengatakan dari 31 operasi SAR, pihaknya berhasil menyelamatkan sebanyak 855 jiwa dengan rincian kecelakaan kapal 848 orang dan kondisi membahayakan manusia seperti hilang atau tenggelam di sungai, hilang di hutan tercatat tujuh orang.

Selain itu, dari 31 kejadian yang ditangani Basarnas Kendari mencatat sebanyak 11 orang yang meninggal dan enam orang lainnya dinyatakan hilang.

Dia mengatakan, untuk korban yang hilang dan tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban ketika operasi SAR hingga memasuki hari ketujuh, maka operasi dihentikan sesuai kesepakatan semua pihak termasuk keluarga korban.

“Namun, pencarian dapat dilanjutkan apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan korban,” ujar Wahyudi.

Wahyudi mengimbau khususnya para nelayan sebelum melaut agar terlebih dahulu memperhatikan kelayakan kapal, alat komunikasi, alat keselamatan, dan selalu memperhatikan kondisi cuaca.

“Kemudian selalu memperhatikan kondisi cuaca dengan melihat informasi dari BMKG sebelum melaut,” tutur Wahyudi.(ds/sgn)

 

Baca Juga !
Tinggalkan komentar