DINAMIKASULTRA.COM,KENDARI- Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan pada awal tahun 2021 kinerja pasar modal di daerah itu cukup baik, mengikuti nilai pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan yang bertengger di atas angka 6.000.
“Sejalan pula dengan peningkatan nilai IHSG, industri pasar modal di Sulawesi Tenggara bertumbuh sangat positif ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah investor dan nilai transaksi jual beli saham,” kata Kepala Kantor Perwakilan BEI, Ricky, di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan dari sisi jumlah investor terjadi peningkatan yang cukup menggembirakan. Pada awal tahun 2021 ini saja, lanjut dia, terdapat sebanyak 1.273 investor saham baru yang berasal dari provinsi tersebut, sehingga total investor saham di Sultra mencapai 7.378 Investor.
“Pada awal tahun ini saja (Januari dan Februari 2021) telah terjadi penambahan sebanyak 20 persen dari total investor di tahun 2020,” katanya.
Hal ini, kata Ricky, menunjukkan minat masyarakat Sulawesi Tenggara yang semakin tinggi untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Disebutkan, dari total 7.378 investor, terdapat 4.405 investor yang berada di bawah usia 30 tahun, ini menandakan kesadaran kaum muda dalam berinvestasi saham di Sulawesi Tenggara cukup besar yakni sekitar 57 persen dari total investor yang ada.
“Guna meningkatkan literasi keuangan sejak dini, KP (Kantor Perwakilan) BEI Sulawesi Tenggara akan menambah beberapa galeri investasi terutama di tingkat sekolah menengah atas dan kejuruan yang ada di Sulawesi Tenggara, hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman sejak muda terkait dengan investasi, baik dalam merencanakan keuangan dan investasi,” kata Ricky.
Saat ini, kata dia, sangat mudah bagi masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, baik itu dalam bentuk saham ataupun reksadana.
“Syaratnya cukup dengan melampirkan KTP, buku tabungan dan dana minimal Rp100.000 yang langsung menjadi saldo awal rekening saham atau reksadana yang bersangkutan,” katanya.
Dalam kondisi pandemi COVID-19 ini KP BEI Sulawesi Tenggara tetap melakukan edukasi pasar modal secara daring.
“Baik melalui Instagram dan juga melalui berbagai aplikasi webinar. Hal ini dilakukan supaya masyarakat tetap dapat mengakses info maupun pembelajaran terkait pasar modal di manapun mereka berada,” pungkas Ricky.