DINAMIKASULTRA.COM,KENDARI-Bisnis perhotelan di Kota Kendari dan bahkan di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) selama pandemi Covid-19 yang kemudian berlanjut dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sangat sepi.
Sekretaris Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Repbulik Indonesia (PHRI) Sulawesi Tenggara Eko Dwi Sasono di Kendari, Rabu mengungkapkan sekitar 65 persen jasa perhotelan mengandalkan tamu dari luar kota untuk mengisi kamar hotel mereka, kini harus pasrah menerima kenyataan sepinya tamu yang datang untuk menginap.
“Kami mau bilang apa dan gigit jari karena dibatasinya perjalanan antarpulau dan provinsi. Dan hampir semua hotel yang ada di Kota Kendari merasakan dampak dari PPKM ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, sejak awal kebijakan PPKM diberlakukan, tingkat isian kamar di hampir semua hotel dan restoran di kota ini perlahan menurun, walaupun pada periode Janauari-Juni 2021 lalu sedikit alami kenaikan kunjungan tamu, karena adanya kegiatan nasional yang dipusatkan di Kota Kendari.
Sementara itu salah satu pengusaha hotel di Kendari mengungkapkan, dari 163 kamar yang disediakan saat ini hanya dapat terisi 50 – 60 kamar saja. Bahkan terkadang bisa di bawah angka tersebut.
“Bukan hanya tingkat isian kamar saja, beberapa acara pernikahan yang telah kontrak dan direncanakan terlaksana di Juni – Agustus 2021 ikut terkena imbasnya. Di mana ada enam yang harus dibatalkan karena kebijakan adanya PPKM,” ujar salah satu Manajer Hotel bintang I di Kota Kendari yang tidak ingin disebut identitasnya.
Padahal sebelumnya, kata dia, dalam sebulan bisa menggelar hingga sepuluh acara pernikahan dan kegiatan perkantoran.
“Semoga saja kondisi ini bisa kembali normal, karena kasihan para karyawan yang hanya mengandalkan bekerja, dan gajinya harus dikurangi. Itu kami lakukan agar bisa bertahan,” ujarnya.