Ambulans Kehabisan Bensin Gambaran Bobroknya Penanganan Medis di Kota Kendari

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rahminingrum (foto: Harianto)

 

 

DINAMIKASULTRA.COM, KENDARI-Peristiwa yang terjadi terhadap mobil ambulans Puskesmas Poasia Kota Kendari yang mogok  karena alasan kehabisan bensin saat mengantar pasien darurat, merupakan gambaran ketidaksiapan pihak rumah sakit dalam melakukan tindakan penanganan pasien.

Ambulans adalah kebutuhan emergensi yang harus terus dipersiapkan oleh pihak rumah sakit, sehingga perlu dilakukan pengecekan mesin termasuk bahan bakarnya setiap saat.

Alasan ambulans kehabisan bensin itu menjadi suatu hal yang aneh, dan itu juga menandakan manajemen Dinas Kesehatan Kota Kendari yang memayungi Puskesmas-Puskemas yang ada di Kota Kendari tidak baik. Harusnya pihak Dinkes setiap saat juga melakukan penekanan kepada pihak pengelola rumah sakit untuk selalu menyiapkan kebutuhan yang sifatnya emergency.

“Pihak Rumah Sakit tidak boleh memperlakukan mobil ambulans sama dengan mobil angkot, yang selalu mogok di jalan akibat kehabisan bensin,” tukas Abidin warga pemerhati kesehatan Sultra.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari, Rahminingrum menanggapi soal adanya bayi baru lahir namun meninggal usai ambulans yang membawanya dari Puskesmas Poasia ke RSUD Kendari mogok akibat kehabisan bensin, melalui keterangan tertulisnya diterima di Kendari, Senin (14/3) mengatakan bahwa penanganan kelahiran bayi tersebut sudah sesuai standar namun kondisi sang bayi pada saat melahirkan sudah memburuk.

“Penanganan kelahiran bayi (di Puskesmas Poasia Kendari) sudah sesuai standar tapi memang kondisi bayi pada saat lahir sudah sangat tidak baik karena usia kehamilan ibu (bayi) diperkirakan sudah memasuki usia 10 bulan,” katanya.

Dia menduga, sang bayi saat lahir tidak menangis karena hidung bayi tersebut tersumbat dan kondisi sang bayi memburuk akibat telah meminum air ketuban ibunya.

“Bayi tidak menangis karena tersumbat jalan nafasnya, karena bayi sudah meminum air ketuban,” ujar dia.

Dia menjelaskan, sang bayi lalu ditangani dengan penanganan asfiksia di Puskesmas (Poasia) sambil mempersiapkan rujukan ke RSUD Kota Kendari. Namun di perjalanan terjadi hal yang tidak diinginkan yaitu mesin mobil ambulans mati.

Namun petugas dan keluarga langsung berinisiatif untuk langsung menahan mobil yang lewat dan langsung melanjutkan perjalanan ke RSUD Kota.

“Setelah tiba di rumah sakit petugas langsung memberikan tindakan. Namun bayi dinyatakan meninggal,” kata Rahminingrum.

Sebelumnya tersebar di media sosial facebook seorang bayi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) meninggal usai ambulans yang membawanya ke Puskesmas kehabisan bensin di perjalanan.

Dalam unggahan beredar disebutkan bahwa ibu korban yang sedang hamil tua melahirkan di Puskesmas Poasia Kendari pada Sabtu (12/3) sekitar pukul 05.00 Wita. Selanjutnya pihak Puskesmas merujuk bayi ke rumah sakit (RS) karena kondisinya memburuk.

Selanjutnya ambulans yang membawa bayi kehabisan bensin dalam perjalanan ke rumah sakit membuat penanganan bayi sempat tertunda. Kemudian ada pengendara yang memberikan bantuan membawa bayi ke RS tujuan.

Namun tanpa alasan yang jelas, pihak RS disebut mengembalikan bayi ke Puskesmas. Bayi kemudian dinyatakan meninggal dunia di Puskesmas.(ds/sgn/antara)

AmbulansBayiKehabisan BensinmeninggalMogok
Comments (0)
Add Comment