BKKBN Sulawesi Tengah Mengedukasi Calon Pengantin Untuk Cegah Stunting

Kepala BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah Tenny C Soriton. (ds/ANTARA/HO-Dok BKKBN Sulteng)

 

DINAMIKASULTRA.COM, PALU, SULAWESI TENGAH – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah mengedukasi dan mendampingi calon pengantin untuk mencegah stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya lebih pendek dari rata-rata anak seusianya.

Kepala BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah Tenny C Soriton di Kota Palu, Selasa, mengatakan bahwa program edukasi dan pendampingan merupakan bagian dari upaya untuk menurunkan angka kasus stunting atau kekerdilan di Sulawesi Tengah.

Kepada calon pengantin, ia menjelaskan, tim pendamping antara lain akan menyampaikan penyuluhan mengenai pemenuhan kebutuhan gizi dan pola pengasuhan anak.

Selain mengedukasi dan mendampingi calon pengantin, BKKBN mendata dan memantau keluarga dengan risiko stunting serta merencanakan, menjalankan, memantau, dan mengevaluasi program pencegahan dan penanganan stunting.

Tenny mengatakan bahwa upaya pemerintah untuk menurunkan angka kasus stunting sudah mulai membuahkan hasil.

Menurut hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia, angka kasus stunting di Indonesia sudah turun dari 27,67 persen pada tahun 2019 menjadi 24,40 persen pada tahun 2021.

Angka kasus kekerdilan di Provinsi Sulawesi Tengah masih 29,7 persen, lebih tinggi dari angka nasional.

Dalam upaya menurunkan angka kasus kekerdilan di Sulawesi Tengah, Tenny mengatakan, BKKBN selama 1 April sampai 31 Mei 2021 mendata 733.776 keluarga.

Pendataan mencakup individu dalam keluarga, umur perkawinan, jumlah anak, kesertaan dalam program keluarga berencana, dan risiko stunting.

“Data tersebut tentunya sangat bermanfaat untuk dipergunakan dalam penetapan sasaran program karena berupa data keluarga by name by address (berdasar nama dan alamat),” kata Tenny.

BKKBN Sulawesi Tengah, menurut dia, membentuk 2.402 Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang beranggotakan bidan, kader PKK, dan kader keluarga untuk mendukung penanganan stunting.

“TPK inilah yang akan melakukan pendampingan terhadap calon pengantin di lapangan, untuk memberikan edukasi tentang stunting,” katanya, menambahkan, anggota tim pendamping sudah mendapatkan pelatihan.(ds/antara)

BKKBNBKKBN Sulawesi TengahPaluSulawesi Tengah
Comments (0)
Add Comment