DINAMIKASULTRA.COM, KENDARI – Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mencatat ada 155 warga di daerah itu yang terserang penyakit demam berdarah dangue (DBD), dua diantaranya dinyatakan meninggal dunia per 30 Juni 2022.
“Total kasus DBD di Kendari ada 155 dan dua orang meninggal dunia selama Januari sampai Juni 2022,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum, di Kendari, Rabu.
Dia menyebut, kasus DBD di kota itu tersebar di delapan kecamatan di antaranya Kecamatan Kendari delapan kasus, Kendari Barat 22, Puuwatu 38, Mandonga lima, Kadia 20, Wua-wua 27, Baruga 25, dan Kecamatan Poasia 10 kasus.
Sementara, ada tiga kecamatan yang sampai saat ini belum memiliki kasus DBD yakni Kecamatan Kambu, Nambo dan Abeli.
“Untuk dua kasus meninggal akibat penyakit DBD ini ada di Kecamatan Wua-Wua. Kasus meninggal ini pada bulan April 2022,” ujar dia.
Kasus DBD di Kota Kendari menurun dalam empat tahun terakhir. Pada 2019 tercatat 450 kasus dengan kasus meninggal dua, Tahun 2020 turun menjadi 307 kasus dengan enam kasus meninggal, serta di 2021 jumlah kasus DBD kembali turun menjadi 211 dengan empat kasus meninggal.
Namun, berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan setempat mencatat, kasus DBD selama 2022 mulai meningkat. Pada periode Januari-Juni 2021 jumlah kasus DBD tercatat 135 dengan rincian per bulan yakni Januari lima kasus, Februari 22, Maret 30, Arpril 36, Mei 30 dan 15 kasus pada Juni 2021.
Sementara pada Januari-Juni 2022, jumlah kasus DBD di Kendari tercatat 55 kasus dengan rincian Januari sebanyak 29 kasus, Februari 15, Maret 41, April 23, Mei 32 dan 15 pada Juni.
Dengan kondisi ini, dia meminta warga mewaspadai potensi penyebaran DBD, apalagi saat ini dalam kondisi sering terjadi hujan yang akan meninggalkan kubangan atau genangan air yang menjadi tempat potensial berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Dia juga mengajak masyarakat di daerah tersebut agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), guna memberantas penyakit demam berdarah dangue.
Selain itu, dia juga meminta masyarakat agar melakukan 3M plus yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Dia juga meminta agar masyarakat terus menjaga lingkungan dan membersihkan rumah sendiri, baik di dalam maupun di luar rumah itu penting untuk mencegah DBD termasuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta terapkan 3M plus.(ds/sgn)