DINAMIKASULTRA.COM, KEDIRI – Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, melakukan koordinasi guna mempercepat penurunan stunting sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam melahirkan generasi emas di Indonesia tahun 2024.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri Sumedi mengemukakan, menggelar audit kasus stunting yang merupakan salah satu upaya dalam menurunkan angka kasus stunting yang ada serta mencegah munculnya kembali kasus stunting di Kota Kediri.
“Kami adakan update stunting sebagai langkah penurunannya dan mengidentifikasi masalah yang menjadi penyebab stunting anak-anak di Kota Kediri dan nanti kita cari solusinya bersama-sama,” katanya di Kediri, Sabtu.
Pihaknya mengatakan, kegiatan tersebut sesuai dengan arahan pemerintah yang telah diatur dalam Peraturan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024.
Pendekatan penurunan dan pencegahan stunting ini dilakukan melalui kegiatan pendampingan kepada empat sasaran, yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca-melahirkan, serta bayi di bawah dua atau lima tahun. Diharapkan, nantinya bisa lahir generasi emas.
Saat ini, angka stunting di Kota Kediri yakni 12 persen, jauh di bawah Provinsi Jawa Timur yang mencapai, yakni 23 persen dan nasional 24 persen.
Pihaknya telah membentuk tim audit kasus stunting yang tersusun dalam SK Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Kediri (TPPS) tentang tim audit kasus stunting.
“Mudah-mudahan semua stakeholder terkait bisa bekerjasama, dengan adanya program ini inshaAllah pelan-pelan stunting di Kota Kediri kita turunkan atau bahkan bisa zero stunting,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Kediri Chevy Ning Suyudi mengatakan saat ini pihaknya sedang membuat regulasi agar Prodamas tahun 2024 bisa dimanfaatkan untuk skala kebutuhan prioritas seperti sanitasi, rumah tidak layak huni dan gizi.
Ia juga meminta berpesan agar masyarakat diberikan kemudahan akses informasi yang berkaitan dengan kesehatan.
“Kami semakin serius dalam penanganan ini, sehingga yang terdata akan bertambah dan nanti pasti angkanya naik, tapi jangan khawatir karena kita ingin merubah perilaku dan permasalahannya bisa kita deteksi,” kata Chevy yang juga selaku Ketua Tim TPPS Kota Kediri itu.
“Untuk Pak Lurah tolong masyarakatnya dibukakan akses untuk tempat bertanya dan belajar agar masyarakat mengetahui informasi yang pasti, artinya kalau ada laporan dari bawah Lurah bisa menghubungkan ke puskesmas agar masyarakat juga tidak lama menunggu. Mudah-mudahan di setiap kelurahan aksesnya bisa dibuka atau mungkin punya inovasi sendiri misal seminggu sekali ada rutin cek kesehatan anak,” kata dia.
Kegiatan audit kasus stunting akan dilakukan dua kali dalam satu tahun. Pada audit yang digelar ini yang menjadi pembahasan adalah konseling audit kasus stunting pada tiga lokus yaitu Kelurahan Bangsal, Kelurahan Manisrenggo, dan Kelurahan Bandar Lor.
Adapun tim pakar yang dihadirkan dalam kegiatan ini diantaranya dokter spesialis anak, dokter spesialis obsetri dan genekologi, psikolog dan ahli gizi.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang optimal dan bisa mengurangi serta merekomendasikan kasus stunting yang ada.(ds/antara)