Akademisi: Komunikasi Antarbudaya Satukan Gagasan Pembangunan Bangsa Melayu

Akademisi UIN Ar Raniry A Rani Usman menyanpaikan makalah dalam Dialog Utara Malaysia. (ds/ANTARA/HO)

 

DINAMIKA SULTRA.COM, BANDA ACEH – Akademisi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Dr Abdul Rani Usman menyatakan komunikasi antarbudaya sangat penting dalam menyatukan gagasan pembangunan bangsa Melayu di Nusantara yakni dengan saling menghargai budaya sesama bangsa melayu, terutama dalam membangun bangsa Melayu.

“Peutuah endatu (pesan orang tua terdahulu) banyak mengandung pesan simbolik dalam menjaga alam, di antaranya lam meublang tameusyedara, artinya saling menolong dalam menjaga lingkungan, saluran air, sampah dan sebagainya,” kata A Rani Usman dalam keterangan tertulis di Banda Aceh, Senin.

Pernyataan itu disampaikan saat memaparkan makalah tentang Komunikasi Lingkungan Melalui Sastra, antara lain mengangkat model komunikasi budaya dalam menjaga alam dengan pesan pesan dari Hamzah Fansuri, Hadih, Hiem dan pantun T. A Sakti tentang cicem lam Gampong dalam Dialog Utara ke-16 di Ipoh Perak, Malaysia.

Pakar komunikasi tersebut mencoba menjembatani dan menyambung kembali filisofi nenek moyang dengan mencoba mengkomunikasikan ide-ide komunikasi budaya kepada seniman, budayawan, khususnya Pemerintah Aceh untuk mendukung penuh pembangunan masyarakat melalui nilai budaya.

Ia mengatakan Dialog Utara tersebut menghadirkan peserta dari Utara Malaysia, Selatan Thailand, Sumatera Utara dan Aceh. Tahun 2024 mendatang direncanakan akan digelar di Medan Sumatera Utara.

Ketua GAPENA, Datuk Haji Zainal Abidin Datuk Wira Borhan mengatakan dialog tersebut dalam rangka mengangkat harkat dan martabat bangsa Melayu.

“Marwah Melayu dimotivasi melalui bahasa, sastra dan budaya. Dialog yang digelar dua tahunan ini mengangkat tema Kelestarian Alam dalam Bahasa, Sastra dan Budaya, dibuka Wakil Menteri Besar Negeri Perak YB Ahmad Saidi Bin Mohammad Daud,” katanya.(ds/antara)

Banda Aceh
Comments (0)
Add Comment