DINAMIKA SULTRA.COM, BUKITTINGGI – Anggota DPR RI bersama BKKBN kembali melakukan edukasi ke masyarakat tentang bahayanya ancaman stunting yang salah satu penekanan utamanya dikatakan bisa dilakukan dengan menjadi orang tua hebat.
Hal itu disampaikan oleh Legislator RI Komisi IX DPR RI, Ade Rezki Pratama saat memberikan sosialisasi berupa edukasi Program Bangga Kencana di Kecamatan Banuhampu, Agam, Senin (24/10).
“Stunting bisa ditekan dengan menjadi orang tua hebat dalam mengasuh anak, bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, tetapi butuh perjuangan dan tekad yang kuat agar perannya benar-benar menjadi alat dalam mewujudkan karakter anak,” kata Ade.
Ia mengatakan ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua dalam mewujudkan orang tua hebat dalam mempersiapkan diri sebagai pengasuh anak yang baik.
“Setidaknya harus tahu apa yang harus dilakukan selama mengasuh anak, mampu menumbuhkembangkan harapan anak, senantiasa memberikan saran dan nasehat yang positif pada anak, membentuk lingkungan yang kondusif, melakukan pembiasaan yang baik pada anak dan pengulangan selama diperlukan,” katanya.
Ia mengatakan cara lain dengan memberikan hadiah berupa pujian di saat anak berhasil melakukan hal-hal yang baik dan memberikan hukuman bila anak melanggar aturan yang disepakati juga diperlukan.
“Orang tua harus memiliki konsep diri yang positif, orang tua harus percaya diri bahwa mereka mampu mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik, kepercayaan pada diri sendiri ini penting untuk menumbuhkan keyakinan bahwa orang tua akan berhasil dalam menjalankan tugas-tugas mengasuh anak sehingga apa yang menjadi harapannya dapat tercapai,” katanya.
Menurut dia, agar dapat lebih percaya diri, orang tua harus terus berupaya untuk menemukan dan kenali potensi dan kemampuan diri yang dapat dijadikan bekal sekaligus dukungan dalam mengasuh dan mendidik anak.
“Banyak informasi yang belum saatnya diketahui anak atau memang tidak layak dikonsumsi oleh anak juga harus diperhatikan, inilah pentingnya peran orang tua sebagai pengendali atau filter yang efektif agar pengaruh media tidak berdampak buruk pada pola pikir, sikap dan perilaku anak,” ujarnya.
Kepala Kantor BKKBN Perwakilan Padang, Fatmawati mengatakan saat ini sesuai data pemetaan keluarga berpotensi risiko stunting di Kabupaten Agam terlihat cukup besar dan diperlukan intervensi dari berbagai pihak untuk mengantisipasinya.
“Ada 3.222 keluarga dengan anak tidak bersekolah, 5.609 keluarga tidak memiliki penghasilan, 388 keluarga dengan lantai tanah, 17.930 keluarga dengan sanitasi berupa jamban BAB tidak layak, 11.121 keluarga dengan rumah tidak layak huni, ada 19 indikator seluruhnya,” kata Fatmawati.
Ia meminta semua pihak dan dukungan lintas sektor dapat memberikan intervensi dalam upaya percepatan penurunan stunting sehingga terwujud SDM yang sehat dan berkualitas.
“Analisis ini melihat prioritas wilayah dan indikator yang akan diintervensi, data tersedia secara by name by address dan upaya menurunkan prevalensi stunting menuju 14 persen pada tahun 2024 bisa dilakukan jika semua pihak dapat bekerja bersama-sama,” pungkasnya.(ds/antara)