DINAMIKA SULTRA.COM, MAKASSAR – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan melakukan penguatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) untuk menekan angka prevalensi stunting dan mencegah anak menjadi stunting.
“Penguatan KIE ini diharapkan dapat menekan angka prevalensi stunting di Sulsel sehingga dapat mencapai target pemerintah pada 2024 yakni 14 persen,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Shodiqin di Makassar, Minggu (13/8).
Dia mengatakan, promosi dan KIE mengenai Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) sejak saat kehamilan hingga anak berusia 2 tahun menjadi kegiatan sosialisasi yang terus digencarkan.
Karena itu, lanjut dia, sudah menjadi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) secara nasional dalam pelayanan kesehatan sebagai kegiatan prioritas untuk mendukung peningkatan SDM berkualitas dan berdaya saing.
Berkaitan dengan hal tersebut, BKKBN melakukan pemberdayaan keluarga (intervensi sensitif) melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB).
Melalui BKB itu diharapkan pemberdayaan keluarga terhadap pengasuhan yang benar dalam 1000 HPK dapat meningkatkan kemampuan keluarga terhadap sadar gizi dengan menerapkan prinsip gizi seimbang dan memberikan stimulasi yang tepat, sehingga tumbuh kembang anak optimal.
Adapun kegiatan yang dilakukan melalui penyuluhan atau KIE yang dilakukan oleh kader BKB kepada orangtua dan anggota keluarga lain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak.
Sementara itu, keluarga binaan BKKBN di Makassar, Hamsiah mengatakan, intervensi dalam bentuk bantuan pangan untuk mendukung peningkatan gizi keluarga sangat dirasakan manfaatnya.
“Bahkan kami sangat terbantu dengan bantuan pangan diantaranya telur secara rutin untuk mendukung program makan sebutir telur per hari bagi anak-anak dapat mencegah stunting,” ujarnya.(ds/antara)