DWP FKIP UHO Kendari Berbagi Tips Anak Terhindar dari Kecanduan Hp

Kegiatan ini didukung penuh dan dihadiri langsung oleh Ketua DWP Unit UHO Viska Inda Variani Zamrun, S.Si., M.Si., beserta jajarannya. (Humas-UHO)

 

DINAMIKA SULTRA.COM, KENDARI – Dharma Wanita Persatuan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sub Unit Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menggelar kegiatan pertemuan rutin gabungan.

Diketahui, kegiatan ini dirangkaikan dengan pengabdian kepada masyarakat, dimana timnya terdiri dari Dr. Darnawati, S.Pd., M.Pd, Eva Herik, S.Psi., M.Psi., Psikolog., Dr. Salwiah, S.Pd., M.Pd., Dr. Hunaidah, S.Pd., M.Si.,dan Erniwati, S.Pd., M.Si.

Kegiatan ini dilaksanakan 7 Oktober 2023 bertempat di Aula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UHO, kegiatan ini didukung penuh dan dihadiri langsung oleh Ketua DWP Unit UHO Viska Inda Variani Zamrun, S.Si., M.Si., beserta jajarannya.

Kegiatan ini mengangkat tema “Mengoptimalkan Waktu Layar pada Anak agar Terhindar dari Kecanduan Gadget”.

Narasumber dalam kegiatan ini adalah Eva Herik, S.Psi., M.Psi., Psikolog., yang juga dosen Jurusan Psikologi, sekaligus Ketua UPT Layanan Konseling Universitas Halu Oleo.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pengurus Dharma Wanita FKIP, yang dimana penanggung jawab kegiatan tersebut ialah Dr. Darnawati, S.Pd., M.Pd selaku Ketua DWP Sub Unit FKIP UHO.

 

Eva Herik menyebut, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan akan pentingnya untuk membatasi penggunaan gadget bagi anak serta mengetahui bahaya dari kecanduan gadget bagi anak.

Menurut Eva, di era digital ini, anak-anak dihadapkan pada berbagai teknologi yang membuat mereka terpikat oleh layar gadget atau handphone (Hp).

Penggunaan Hp yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan gadget pada anak-anak, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, perkembangan sosial, dan hasil akademik.

“Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengoptimalkan “waktu layar” anak-anak mereka agar terhindar dari kecanduan gadget,” kata Eva Herik.

Ia menyebut, bahaya pengunaan gadget yaitu perilaku tidak terkontrol, sikap berlebihan di depan layar, tidak peduli dengan orang sekitar, kurang tidur, terlihat cemas, menunjukan perubahan fisik, seperti badan membungkuk, mata rabun di usia muda, jalan lunglai, menghindari kegiatan sosial dan cenderung senang bermain sendiri.

“Dan pada kasus lebih parah, anak bisa mengalami gangguan jiwa,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, hal-hal yang harus diperhatikan terkait “waktu layar” yaitu dari segi usia, dimana anak dengan usia kurang dari 2 tahun, dikenalkan gadget namun tidak diberikan.

Kemudian anak dari usia 3-5 tahun, maksimal satu jam dengan pengawasan, 6-10 tahun, maksimal 1,5 jam dengan pengawasan, 11-14 tahun maksimal 2 jam dengan meminimalisir pengawasan, 15-18 tahun, anak dibebaskan dengan memberikan pedoman umum dan pengawasan minim, 18 ke atas, anak dibebaskan.

“Tips untuk optimalisasi “waktu layar” yaitu diskusi dengan anak tentang penetapan waktu layar seperti klasifikasi di atas, seleksi aplikasi bermanfaat dan tidak bermanfaat, buat jadwal dimana anak dan orang tua tidak menggunakan HP selama satu hari penuh,” jelasnya.

Ia juga menyarankan kepada orang tua agar meluangkan waktu bersama anak untuk melakukan aktivitas yang tidak menggunakan gadget, misalnya jalan-jalan, olahraga dan lainnya.

Kemudian, menetapkan “zona bebas gadget” pada beberapa ruangan. Jika berada di ruangan tersebut, anak termasuk orang tua tidak boleh menggunakan gadget, misalnya di ruang makan, kamar mandi dan ruang keluarga.

“Jangan memberikan gadget pada anak dengan tujuan agar anak bisa tenang,” Tegasnya.(ds/adf)

 

#kendari#sulawesitenggaraFKIP UHOUHO
Comments (0)
Add Comment