DINAMIKA SULTRA.COM, KENDARI – Peringatan Hari Pahlawan 10 November digelar serentak seantero negeri. Perjuangan heroik para pahlawan yang gugur di palagan pertempuran Surabaya pada 10 November 1945, dikenang civitas akademika Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, dalam upacara, Minggu (10/11/2024).
Tema peringatan hari pahlawan tahun ini, Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu.
Rektor UHO, Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc., memimpin upacara Hari Pahlawan di pelataran Rektorat UHO.
Rektor UHO mengatakan peringatan Hari Pahlawan ke-79 tahun 2024 ini merupakan momentum untuk meneladani para pahlawan yang telah gugur.
“Selain itu, mari meneladani sikap cinta tanah air yang terpatri dalam jiwa para pejuang dan rela mengorbankan jiwa raga demi mempertahankan negeri ini dari rongrongan kolonial,” ujarnya.
Prof. Zamrun menjelaskan, meneladani pahlawan berarti mengilhami semua pikiran dan perbuatan dengan semangat kepahlawanan. Mencintai negeri mengandung makna bahwa setiap bentuk pengabdian harus memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan bangsa Indonesia, terutama di tengah tantangan global yang sulit diprediksi.
“Mencintai negeri juga berarti memperkuat jalinan kesetiakawanan sosial, persatuan, dan solidaritas di antara sesama anak bangsa,” jelasnya.
Rektor UHO menyampaikan, proses perjuangan untuk membangun bangsa selalu berbeda dari tahun ke tahun, seiring dengan perubahan lingkungan strategis.
“Tantangan, peluang, kekuatan, dan keterbatasan akan berbeda di setiap masa. Dulu, kepahlawanan diimplementasikan dengan melawan kolonialisme, sedangkan saat ini kita perlu meruntuhkan struktur kemiskinan dan kebodohan yang menjadi akar masalah sosial di Indonesia,” tegas Rektor Prof.Zamrun.
Ketua Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Sultra menekankan, semangat kepahlawanan harus menggerakkan upaya membangun dan menciptakan kemakmuran masyarakat, serta mewujudkan perlindungan sosial yang inklusif.
“Kita patut bersyukur karena banyak pahlawan yang lahir di bumi Nusantara. Mereka adalah patriot yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, dan kini warisan itu ada di tangan kita untuk diteruskan demi cita-cita bangsa yang sejahtera, adil, dan makmur,” ungkapnya.
Prof. Zamrun menggaris bawahi kemajuan suatu bangsa tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari kemampuannya dalam mengatasi permasalahan sosial.
“Apakah pahlawan hanya milik masa lalu? Pertanyaan itu terlalu sempit jika kita hanya melihat perjuangan pada saat pembentukan negara,” terangnya.
Rektor UHO menegaskan, tugas para pahlawan terdahulu telah selesai dengan terbentuknya NKRI. Selanjutnya, diharapkan muncul sosok-sosok pahlawan baru yang memberikan pencerahan, harapan, dan tindakan terhormat untuk membawa bangsa Indonesia mencapai kemajuan di berbagai bidang.
“Peringatan Hari Pahlawan seharusnya tidak sekadar menjadi seremonial belaka,” tuturnya.
Rektor UHO menambahkan, setiap momen peringatan Hari Pahlawan seharusnya memunculkan semangat baru dan sosok-sosok inovatif yang mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan sesuai dengan tantangan zaman.
“Mari kita terus berusaha meneladani dan mewarisi nilai-nilai kepahlawanan. Implementasikan sifat-sifat kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial di tengah masyarakat, mulai dari diri kita sendiri dan dari hal-hal kecil yang dapat kita lakukan untuk kemaslahatan bersama,” Tutup Rektor UHO.(ds/adf)