DINAMIKA SULTRA.COM, KENDARI – Kelompok makanan, minuman dan tembakau di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyumbang inflasi sebesar 0,36 persen pada Februari 2025.
“Terjadi inflasi karena ada kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,01 pada Januari menjadi 105,39 pada Februari,” kata Statistik Ahli Madya BPS Sultra M Amin saat menyampaikan rilis di Kendari, Senin.
Ia mengatakan, secara nasional dari lima provinsi yang mengalami inflasi, Sulawesi Tenggara berada di urutan tertinggi ketiga nasional inflasi di bulan ini. Sementara 33 provinsi lain mengalami deflasi.
Komoditas penyumbang utama deflasi antara lain beras, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, angkutan udara dan tarif dokter umum.
Sementara penyumbang utama deflasi pada Januari 2025 secara (year on year) adalah kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah angga dengan andil 2,01 persen. Lima komoditi penyumbang utama deflasi adalah tarif listrik, angkutan Udara, sawi hijau dan sepatu wanita.
Sementara di tingkat kabupaten/kota inflasi antar kabupaten, kata Amin, dari empat kabupaten, ada tiga kabupaten tercatat mengalami inflasi, yakni Kabupaten Kolaka 0,09 persen, Kota Kendari 0,47 persen dan Kota Baubau 0,21 persen. Sementara Kabupaten Konawe mengalami deflasi 1,54 persen.
Secara keseluruhan, dinamika perkembangan inflasi di Sultra pada Februari 2025 tetap terkendali dengan tren tahunan yang relatif rendah dibandingkan angka nasional. Stabilitas harga ini mencerminkan kondisi ekonomi daerah yang terjaga dengan baik.(ds/ono)