Hadapi Normal Baru, Wali Kota Kendari Tinjau Kesiapan Rumah Ibadah
DINAMIKASULTRA.COM,KENDARI-Wali Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Sulkarnain Kadir turun langsung meninjau kesiapan beberapa rumah ibadah di kota tersebut dalam rangka menghadapi suasana normal baru dari pandemi COVID-19.
Rumah ibadah yang menjadi tempat kunjungan Wali Kota adalah Masjid Al Alam, Masjid Nurul Fallah daerah Kemaraya, Masjid Nurul Iman daerah Sanua dan Gereja Bukit Zaitun daerah Dapu-Dapura.
“(Masjid) Al Alam ini mungkin salah satu masjid yang bisa melaksanakan (ibadah berjamaah) kenapa? karena mungkin posisinya mudah dikontrol, karena akses masuk cuma satu. Kan nggak mungkin berenang masuk di sini, jadi bisa di kontrol jumlahnya,” kata Sulkarnain, di Kendari, Rabu.
Namun Sulkarnain mengimbau kepada pengurus Masjid Al Alam agar dalam pelaksanaan ibadah shalat agar tidak lebih dari 300 orang jamaah.
“Sebagai bentuk persiapan dan penyesuaian karena kita ini kan belum terbiasa dengan pola ini khawatirnya crowded (ramai) kalau dibuka terlalu masif. Jadi saya mengimbau untuk dibuka dengan jumlah terbatas dulu, kemudian nanti setelah itu dianggap mampu dilakukan, baru meningkatkan lagi kapasitasnya (jumlah jamaah),” kata Sulkarnain.
Sulkarnain menyampaikan bahwa pembukaan rumah ibadah di kota tersebut tidak serentak. Masjid Al Alam Kendari dibuka karena, kata Sulkarnain, pihak masjid telah menyediakan klinik, menyiapkan petugas yang berjaga, dan telah memberi tanda batasan-batasan antar jamaah ketika melaksanakan ibadah secara berjamaah.
“Kita bukannya parsial tidak serentak. Jadi dibuka hanya yang memenuhi syarat dan hanya yang di wilayah zona hijau,” katanya.
Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir (tengah putih) saat meninjau kesiapan rumah ibadah menghadapi suasana normal bari dari pandemi COVID-19 salah satunya di Masjid Al Alam Kendari, Rabu (17/6/2020). (ANTARA/Harianto)
Sementara itu, Sekretaris Takmir Masjid Al Alam Kendari, H Tamrin mengungkapkan pihaknya telah menjalankan protokol kesehatan yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan yang kemudian ditambah dengan protokol kesehatan di lingkungan masjid Al Alam.
“Jadi mulai dari depan itu terkhusus pada hari Jumat sudah disisir kendaraan-kendaraan yang masuk di sini. Pertama mereka yang masuk di sini wajib menggunakan masker. Kedua kalau ada yang membawa anak kecil kita persilahkan untuk kembali, tidak boleh membawa anak kecil di sini,” kata Tamrin.
Selain itu pihaknya juga menyiapkan alat-alat cuci tangan seperti sabun air hand sanitizer yang disiapkan tepat berada di depan masjid dan dan di tempat pintu masuk area berwudhu. Kemudian pihaknya juga akan mengukur suhu tubuh dan mencatat identitas jamaah sebelum masuk ke dalam area masjid.
“Kalau mungkin ada yang suhu badannya di atas ambang batas yang ditentukan barangkali karena capek, mungkin karena dia kepanasan perjalanan kita suruh istirahat ada klinik yang kita sediakan dan disini punya dokter dengan paramedisnya. Setelah beberapa menit kemudian, diperiksa kembali, jika suhu badannya telah mencapai ambang batas maka dipersilahkan masuk, namun jika tidak akan diarahkan agar kembali ke rumahnya.
Sementara itu terkait imbauan Wali Kota Kendari agar dalam pelaksanaan shalat di masjid tersebut dilaksanakan hanya maksimal sebanyak 300 orang, namun menurut Thamrin bahwa hal itu sedikit berat karena jamaah di masjid tersebut merupakan pendatang yang hanya ingin melihat ikon tempat ibadah di kota itu.
“Anjuran Pak Wali itu, maksimal 300 orang tapi mungkin kami agak susah, karena kalau orang datang nanti kita suruh pulang, (tapi) tinggal kita atur pelaksanaannya. Yang penting adalah kita tidak henti-hentinya menyampaikan, menasihati mereka pentingnya menjaga kesehatan diantaranya adalah mengatur jarak yang sudah kami tentukan,” katanya..(ds/ant)