La Ode Ahmad Monianse Apresiasi Pesta Adat Kasambu-Sambu Masyarakat Kolese

DINAMIKA SULTRA.COM, BAUBAU – Wali Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), La Ode Ahmad Monianse, mengapresiasi pesta adat Kasambu-sambu oleh masyarakat Kelurahan Kolese, Kecamatan Lea-lea karena dipertahankan secara terus menerus.
Hadir dalam kegiatan itu yakni, Ketua DPRD Baubau Zahari, Pj Sekda Baubau Sitti Munawar, unsur forkompimda setempat, sejumlah kepala OPD Pemkot Baubau, tokoh masyarakat, tokoh perempuan, tokoh agama, dan tokoh pemuda.
“Sempat jeda karena pandemi COVID-19, tapi tahun ini sambung lagi. Alhamdullilah ini terlihat ada perubahan, semangatnya berubah,” katanya usai menghadiri Pesta Adat Kasambu-sambu tahun 2023, dengan tema “Kasambu-sambu sukses, masyarakat kolese unggul dan bermartabat”, di Baubau, Sabtu(29/4/2023).
Namun begitu, dia sangat berharap juga semangat itu terus dikembangkan untuk hal yang lebih besar dan bermanfaat bagi masyarakat sehingga akan membangun kekuatan ekonomi yang lebih kuat untuk bisa membantu sesama di wilayah tersebut.
“Jadi (ini pesta adat) tidak hanya sekadar, mungkin hari ini mengumpul untuk apa yang kita makan, tapi ke depan pasti ada cara kita untuk bagaimana dengan kekuatan yang ada para perantau maupun yang ada di kampung ini membangun kekuatan ekonomi yang lebih kuat guna bisa membantu sesama,” katanya.
Kasambu-sambu merupakan tradisi adat masyarakat Kolese yang telah diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur. Kasambu-sambu berasal dari kata Sambu yang berarti suap, sedangkan Kasambu-sambu berarti aktifitas menyuapkan makanan kepada seseorang, yang mana aktifitas tersebut dilakukan oleh banyak orang dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan di tempat tertentu.
Dengan tradisi itu, menurut Wali Kota, Dinas Pariwisata sudah bisa mengagendakan untuk menjadi kegiatan rutin dan tinggal bagaimana nanti menghubungkan dengan agenda apa lagi yang terkait di kawasan tersebut, sehingga nantinya wisatawan yang datang di kawasan itu bisa langsung disuguhkan oleh kegiatan-kegiatan yang merupakan prakarsa dari masyarakat sendiri.
“Jadi, itulah festival yang sebenarnya, jadi bukan pemerintah mengeluarkan biaya untuk membuat festival, tapi pemerintah mendorong prakarsa masyarakat untuk membangun kegiatan festival yang pada akhirnya menjadi milik mereka juga,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pesta Adat Kasambu-sambu, La Ode Aswad mengatakan, kegiatan pesta adat yang sudah turun temurun itu merupakan sarana untuk melepas kerinduan dan ajang silaturahmi keluarga dan masyarakat lainnya.
“Seperti yang disampaikan teman-teman dari perantau tadi bahwa dia 30 tahun merantau dan barusan kali ini dia juga, dan ketika dia nanti kembali ke perantauan akan menyampaikan kepada sanak keluarga bahwa ini memang sarana untuk melepas kerinduan, bertemu silaturahim melalui media Kasambu-sambu ini,” ujarnya.
Aswad yang juga Asisten I Setda Pemkot Baubau ini mengatakan, kegiatan pesta adat tersebut disajikan sekitar 96 talang berisi makanan khas daerah yang dikumpulkan murni dari masyarakat untuk menjamu tamu yang hadir.
“Isi talang ini tidak ada bantuan pemerintah, inilah yang dibangun dalam bentuk kerja sama, kolaborasi dan wujud kekompakan mereka dengan ikhlas menyiapkan makanan untuk tamu, dan mereka berterima kasih kalau makanannya habis,” ujarnya.(ds/sgn)