Realisasi PAD Pariwisata Kendari Di 2021 Menurun Akibat Pandemi

Ilustrasi – Pengunjung berada di lokasi wisata Pulau Bokori di Kecamatan Soropia, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (20/11/2020). Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara belum secara resmi membuka lokasi wisata Pulau Bokori namun bagi wisatawan diperbolehkan berada di pulau itu dengan syarat mematuhi protokol kesehatan COVID-19.

 

DINAMIKASULTRA.COM,KENDARI-Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara, dari sektor pariwisata menurun tahun ini akibat pandemi COVID-19.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Kendari Abdul Rifai di Kendari, Rabu, mengatakan target PAD di sektor pariwisata tahun 2021 sebanyak Rp250 juta.

“Tahun ini baru mencapai kurang lebih 65 persen atau sekitar Rp150 juta sampai September 2021 dari target Rp250 juta,” kata dia.

Pada 2020 lalu sumbangan PAD sektor pariwisata cukup memuaskan hingga 111 persen dari target Rp250 juta.

Berkaca pada capaian PAD di tahun 2020, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kendari kemudian menaikkan target PAD pariwisata mencapai Rp900 juta. Namun, akibat penerapan PPKM yang sempat level 3 di kota itu maka target diturunkan kembali menjadi Rp250 juta.

“Sempat dinaikkan Rp900 juta tapi dengan kondisi begini kan kita tahu sendiri tempat pariwisata itu tempat kumpul orang, sedangkan waktu PPKM dibatasi orang,” ujarnya.

Ia mengatakan sekitar tiga bulan beberapa objek wisata dilarang beroperasi sesuai imbauan pemerintah.

“Jadi kegiatannya juga banyak ditutup. Sehingga tidak mencapai target karena dengan kondisi situasi yang tidak memungkinkan dengan adanya Instruksi Mendagri supaya tempat wisata ditutup,” tutur dia.

Objek wisata yang menjadi andalan PAD sektor pariwisata Kota Kendari yaitu Pantai Nambo. Tempat ini sempat ditutup, namun kini mulai dibuka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, seperti jumlah pengunjung dibatasi hingga 50 persen dari kapasitas.

Sementara, lanjut dia, tempat wisata lainnya yang kini menjadi sasaran baik warga lokal ataupun pendatang dari luar daerah ibu kota provinsi itu adalah Kebun Raya. Namun objek wisata ini dikelola Dinas Lingkungan Hidup.

“Namanya industri pariwisata itu kan terdiri dari hotel, rumah makan, tempat hiburan malam. Kita yang kelola, kita yang awasi, kita yang kendalikan, tetapi yang langsung pemungut itu dinas pendapatan asli daerah,” ujarnya.

Baca Juga !
Tinggalkan komentar